by Newswire - Espos.id Lifestyle - Selasa, 16 Juli 2024 - 15:31 WIB
Esposin, JAKARTA – Bagi pasangan suami istri yang berencana menunda kehamilan karena alasan tertentu, bisa mengetahui masa subur wanita dengan menghitung tanggal ovulasi.
Hal ini lantaran berhubungan intim pada masa subur memungkinkan peluang terjadinya kehamilan tinggi.
Masa subur merupakan proses ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur. Masa subur sebagai periode siklus menstruasi, di mana peluang hamil paling besar karena sel telur sudah siap dibuahi.
Mengutip Buku Saku Merencanakan Kehamilan Sehat Kemenkes, dikutip Antara, puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur tersebut. Normalnya, wanita memiliki panjang siklus haid antara 21 sampai 35 hari.
Mengutip Buku Saku Merencanakan Kehamilan Sehat Kemenkes, dikutip Antara, puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur tersebut. Normalnya, wanita memiliki panjang siklus haid antara 21 sampai 35 hari.
Menghitung masa subur bisa dengan mengandalkan catatan atau analisis siklus haid dengan rumus menghitung siklus masa subur terpendek dikurangi dengan 18 dan siklus terpanjang dikurangi 11.
Berikut contoh perhitungan tanggal ovulasi menggunakan rumus siklus:
Siklus haid terpanjang: misalnya siklus haid 30 hari dikurangi 11 hasilnya 19. Maka hari ke-19 merupakan hari terakhir masa subur sejak dimulainya menstruasi.
Jadi, rata-rata rata-rata perhitungan masa subur pada contoh kasus tersebut, yaitu hari ke 7 hingga 19 dari periode menstruasi. Namun, cara di atas akan sulit dilakukan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Untuk mengetahui masa subur juga terdapat tanda-tandanya, di antaranya:
Jika tidak yakin kapan masa ovulasi atau masa subur, dapat menggunakan aplikasi cek kesuburan secara online.