style
Langganan

WISATA HERITAGE SINGAPURA: Chinatown Tawarkan Sensasi Belanja - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Yonantha Chandra Premana Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Sabtu, 21 April 2012 - 22:42 WIB

ESPOS.ID - FOOD COURT--Pengunjung memadati kawasan food court di Chinatown. Selain menyediakan beragam suvenir, Cinatown juga menyediakan food court dengan beraneka macam menu bagi pengunjung. Foto diambil Selasa (17/4/2012).(Espos/Yonantha Chandra Premana)

Tidak sulit menemukan kawasan pecinan atau Chinatown di Singapura. Berbekal peta dan sedikit bertanya, kami--saya dan beberapa teman dari berbagai negara yang diundang oleh Asia Journalism Fellowship—sampai juga ke kawasan yang kami tuju. Kawasan ini terletak di Distrik Outram. Untuk menjangkaunya, bisa menggunakan bus umum atau kereta atau biasa disebut Singapore Mass Rapid Transit (SMRT).

Advertisement

Semua berhenti tepat di kawasan ini, terintegrasi antara angkutan umum dan objek wisata sehingga memudahkan bagi wisatawan untuk mengakses, terutama mereka yang berasal dari luar Singapura.

Selasa (17/4/2012) malam itu, kami sengaja ingin menikmati suasana pasar malam di Chinatown. Suasananya cukup riuh karena lalu lalang pengunjung, namun tetap saja nyaman. Sejauh mata memandang, dimanjakan dengan berbagai ornamen khas di pecinan seperti lampion dan bangunan arsitektur bernilai tinggi. Kawasan ini sengaja dirancang khusus untuk pejalan kaki. pasar malam Chinatown ditata sedemikian rupa sehingga pengunjung betah berlama-lama di sana.

Konsepnya tak beda jauh dengan pasar malam di Ngarsopuro di Solo. Memanjang dari ujung ke ujung, dengan area pejalan kaki di tengah sementara kiri kanannya berderet toko-toko atau gerai yang menawarkan dagangan mereka. Hanya saja, di Chinatown penataan barangnya lebih rapi dan pedestrian lebih luas sehingga meski pengunjung cukup banyak, mereka tak perlu berdesakan atau berjejalan berebut jalan. Selain itu, pasar malam Chinatown buka tiap malam dan kebetulan selama dua malam berturut-turut kami mengunjungi kawasan yang sama, Chinatown selal dipenuhi pengunjung.

Advertisement

Di kiri kanannya, berdiri toko-toko yang menjajakan barang dagangan beraneka macam. Kebanyakan suvenir seperti kalung, gelang, tas, sepatu, kaus dan gantungan kunci. Harganya relatif murah, di kisaran SGD1-20 (kurs 1 SGD=Rp7.400). “Di sini, kami tidak melakukan tawar menawar barang. Semua harga pas,” jelas salah seorang pedagang kalung giok, ketika kawan kami mencoba menawar barang yang dijajakannya.

 Murah

Advertisement

Melihat murahnya harga barang yang ditawarkan, membuat sebagian dari kami tak kuasa untuk menahan hasrat berbelanja. Edwina Aguillar misalnya. Kawan dari Filipina ini memborong tas yang ditawarkan seharga SGD3. “Ini untuk kawan-kawan saya di Filipina. Di sini, harganya murah-murah,” kata perempuan yang biasa disapa Winnie ini. Tak jauh beda dengan jurnalis televisi swasta asal Indonesia, Muthia.

“Gila, tahu enggak, ini cincin kubeli berapa? Harganya 1 dolar doank. Di Jakarta enggak ada yang kayak gini. Nih kalungnya bagus juga kan? Agak mahal kalau ini, 10 dolar tapi kayaknya wajar deh,” jelasnya sambil menunjukkan kalung dengan bandul bulat dari giok.

Lantas bagaimana kalau kelaparan? Tak jadi masalah karena di Chinatown juga banyak restoran yang menawarkan beragam menu. Banyak bule nongkrong di resto-resto yang dikonsep khas China tersebut. Selain itu, di kawasan ini juga disediakan area food court yang penataannya tak jauh beda dengan Gladak Langen Bogan. Jadi, lapar tak lagi jadi masalah besar.

Saat hari makin beranjak malam, kami pun memutuskan pulang dengan menggunakan kereta, yang lokasi stasiunnya persis di bawah Chinatown. Sepanjang perjalanan, tebersit pikiran bahwa Solo pun bisa melakukan ini semua. Solo punya kawasan pecinan di Sudiroprajan dan pernah tercetus ide untuk menjadikannya sebagai kawasan wisata. Namun sampai saat ini, potensi besar itu belum tergarap sama sekali. Solo bisa saja melakukannya sama dengan Singapura, atau jauh lebih bagus lagi. Kuncinya Cuma dua.Kemauan dan kreativitas. Itu saja. (Bersambung)

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif