by Newswire - Espos.id Lifestyle - Kamis, 28 Januari 2021 - 11:48 WIB
Esposin, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah memiliki pulse oximeter atau alat oksimeter nadi. Alat ini untuk mengukur kadar oksigen dalam darah secara rutin.
Dengan alat ini, pasien mengetahui apakah ia benar-benar aman menjalani isolasi mandiri di rumah atau justru membutuhkan pertolongan di RS.
Puls oximeter masuk dalam pedoman baru WHO terkait perawatan pasien Covid-19. "Hal lain dalam pedoman yang baru adalah bahwa pasien COVID-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen. Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah di rumah kondisinya memburuk, atau akan lebih baik dirawat di rumah sakit," kata Juru bicara WHO, Margaret Harris, di Jenewa, dikutip dari Reuters dan dilansir detik.com.
Baca Juga: Rumkitlap Vastenburg Solo: Belasan Tenda Berfasilitas Lengkap Siap Tampung Pasien Covid-19
Dikutip dari Mayo Clinic, cara membaca kadar oksigen normal menggunakan pulse oximeter atau alat oksimetri nadi ada di antara 95 hingga 100 persen. Sementara angka di bawah 90 persen dinilai terlalu rendah. Beberapa dokter melaporkan pasien COVID-19 masuk ke RS dengan kadar oksigen di angka 50 persen atau lebih rendah.Selain itu, WHO juga menyarankan pasien Covid-19 ditempatkan dalam posisi tertentu yang disebut efektif meningkatkan aliran oksigen.
Baca Juga: Sip! Inka Bikin Kereta Medis untuk Isolasi Pasien Covid-19
"WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan mereka, yang terbukti meningkatkan aliran oksigen," katanya.Pasien Covid-19 yang menggunakan oximeter bisa waspada saat saturasi oksigen ternyata sangat rendah padahal tak menunjukkan gejala apapun. Hal ini bisa berbahaya karena ada kemungkinan pasien Corona mengidap happy hypoxia.
Baca Juga: Mantan KSAD Wismoyo Arismunandar Meninggal, Jenazah Dibawa ke Giribangun
Happy hypoxia terjadi saat kadar oksigen pasien Corona rendah tanpa mengalami gejala apapun sebelumnya.
"Itu ya bisa mengukur kadar oksigen di jaringan, dia sangat sederhana, kita taruh di ujung telunjuk jari kita. Dia mensensor kadar oksigen di dalam jaringan kita, di jari itu, nah itu memang bisa sebagai alat pendeteksi (happy hypoxia) dini lah," kata dr Adria Rusli.
"Sangat simpel kok, itu tinggal tempel di jari tunggu beberapa menit, keluar angkanya, saturasi oksigennya," lanjutnya.
Baca Juga: Dibanderol Rp35 Juta, Apa Sih Kelebihan Sony Xperia Pro yang Bikin Harganya Kebangetan?
Kadar oksigen di dalam darah normal: 95-100 persen Kadar oksigen di dalam darah rendah: Kurang dari 90 persen
Ada di kisaran Rp80.000 hingga Rp300.000. Untuk harga yang lebih mahal, oximeter terhubung dengan aplikasi di smartphone via bluetooth sehingga mempermudah pembacaan hasil.