style
Langganan

Waspadai, Cedera dan Nyeri Karena Olahraga - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 24 Oktober 2012 - 10:40 WIB

ESPOS.ID - (JIBI/Kabar24)

(JIBI/Kabar24)

JAKARTA--Olahraga rutin baik untuk kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh. Akan tetapi, jika tidak berhati-hati dan kurang persiapan, tubuh pun bisa cedera karena olahraga.

Advertisement

Oleh karena itu, pemanasan dan peregangan penting untuk dilakukan sebelum berolahraga demi terhindar dari cedera.

“Cedera saat olahraga ini sering terjadi pada para atlet maupun masyarakat umum,” kata Dokter Sapto Adji, Spesialis Ortopedi RS Premier Bintaro, dalam media gathering tentang Manejemen Nyeri & Penanganan Cedera Olahraga, Selasa (23/10/2012).

Menurut dia, selama ini cedera yang sering terjadi antara lain otot robek dan patah tulang. Selain itu, ada juga yang berupa trauma akut dan sindrom yang berlarut-larut atau overuse syndrome. “Jika dilakukan pemanasan dan peregangan sebelum olahraga, hal itu bisa dihindari,” ungkap Sapto.

Advertisement

Dia menuturkan penanganan cedera yang fatal harus melalui tindakan operasi, dengan teknik terbuka atau minimal invasif. Namun, ada juga yang bersifat non-operatif  [tidak memerlukan tindakan].

Bedah minimal invasif pada sendi, ujarnya, bisa dilakukan melalui teknik arthroscopy melalui luka goresan kecil, memakai video kamera yang di masukkan ke dalam sendi lutut. Pembedahan dengan cara tersebut, tambahnya, lebih bagus daripada tindakan pembedahan konvensional. Bedah minimal invasif ini perlu sayatan kecil saja, dan itu bisa mengurangi kerusakan jaringan lunak, dan mempercepat pemulihan.

Sapto mengatakan sistem bedah minimal invasive ini sudah dikenal di dunia olah raga profesional. “Dengan tindakan ini, para olahragawan amatir bisa kembali sembuh seperti semula, dan dalam waktu singkat,” ungkapnya.

Advertisement

Dia menjelaskan prosedur arthroscopy ini umumnya berlangsung 1-2 jam. Setelah itu, pasien menjalani proses pemulihan selama 6-9 bulan, sebelum sendi bisa digunakan lagi. Teknik ini, katanya, juga bisa dilakukan pada pasien usia lanjut yang sering mengalami pengapuran.

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif