style
Langganan

Waspadai Bahaya Kandungan Ini dalam Hand Sanitizer - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd Newswire  - Espos.id Lifestyle  -  Sabtu, 12 Juni 2021 - 11:00 WIB

ESPOS.ID - Perhatikan kandungan di hand sanitizer. (Ilustrasi/Freepik)

Esposin, SOLO--Pemakaian hand sanitizer di masa pandemi Covid-19 bukan merupakan hal baru tapi sebaiknya perhatikan apa sajakah kandungan yang ada di dalamnya. Sebab ada zat tertentu yang justru bisa membahayakan kesehatan.

Belum lama ini Singapore's Health Science Authority (HSA) telah menarik beberapa merek hand sanitizer yang beredar di pasaran. Penarikan ini dilatarbelakangi oleh kandungan asetaldehida dan metanol di dalamnya.

Advertisement

Kandungan tersebut di dalam dianggap dapat membahayakan kesehatan. Apa bahaya metanol dan asetaldehida di dalam hand sanitizer? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Baca Juga: Begini Tata Cara Isolasi Mandiri untuk Anak Positif Covid-19

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA), AS, bahan metanol atau metil alkohol bukanlah bahan yang direkomendasikan untuk hand sanitizer karena efek toksiknya. Berikut ini bahaya kandungan metanol seperti mengutip laman Klikdokter.com, Jumat (11/6/2021):

1. Gangguan pada kulit

Metanol disebut juga alkohol kayu (wood alcohol). Zat ini bisa menjadi racun ketika diserap melalui kulit atau tertelan. Meski jarang terjadi, risiko keracunan metanol yang lewat kulit tetap ada.
Advertisement

Dilansir dari Healthline, Ketua Dermatologi di Rumah Sakit Huntington di Pasadena, California, Michael Dannenberg, menyampaikan kandungan metanol di produk hand sanitizer dapat membuat kulit dehidrasi dan kering.

Tidak hanya itu, ia menyebutkan metanol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan dermatitis pada daerah yang terkena. Orang yang memiliki penyakit dermatitis kulit dan anak kecil bisa lebih berisiko mengalami efek toksiknya.

2. Keracunan akibat terhirup

Keracunan metanol dapat terjadi dari penyerapan melalui paru-paru, yaitu akibat menghirup asap metanol.

Gejala keracunan metanol antara lain mual, muntah, pusing, sakit kepala, kelemahan, gangguan penglihatan, dan kehilangan kesadaran. Asap dari metanol juga mudah terbakar dan memiliki potensi bahaya.

Advertisement

Baca Juga: Mengenal Kuku Covid-19, Gejala Aneh Setelah Sembuh dari Corona

Melansir studi yang dipublikasikan Science Direct, asetaldehida (etanal) dihasilkan dari metabolisme etanol. Asetaldehida digunakan untuk memproduksi bahan kimia lain, termasuk asam asetat, disinfektan, obat-obatan, dan parfum.

Asetaldehida diklasifikasikan sebagai bahan yang sangat reaktif dan beracun. WHO menganggap asetaldehida sebagai racun Kelas 1 atau bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.

Menurut dokter Theresia Rina Yunita dari Klikdokter.com asetaldehida bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memengaruhi kesehatan. Hal ini bisa terjadi dengan cara terhirup, terminum, serta kontak dengan kulit ataupun mata.

 

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif