by Astrid Prihatini Wd Newswire - Espos.id Lifestyle - Sabtu, 16 Oktober 2021 - 11:15 WIB
Esposin, SOLO-Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan usia anak di Indonesia yang melakukan hubungan seks semakin maju namun edukasi kesehatan reproduksi masih stagnan.
Hasto menyebutkan, dibandingkan 10 tahun-15 tahun lalu, usia anak melakukan hubungan seks semakin maju. Menurutnya saat ini anak yang melakukan hubungan seksual pertama kali banyak dilakukan oleh anak yang berusia 14 tahun. Sementara 10 tahun hingga 15 tahun lalu, anak pertama kali melakukan hubungan seksual saat usia 16 tahun atau 17 tahun.
Majunya usia anak yang melakukan seks tersebut, disebabkan oleh kurangnya edukasi mengenai hubungan seks dan kesehatan reproduksi pada anak.
“Kita ini [usia] seksnya maju tapi otaknya tidak maju-maju. Jadi pemahaman kesehatan reproduksinya tidak maju, tapi seksnya maju. Ini masalah serius,” kata Hasto dalam webinar Personal Hygiene Kesehatan Reproduksi yang diikuti di Jakarta, seperti dikutip dari suara.com, Sabtu (16/10/2021).
Baca Juga: Superman Dikisahkan Biseksual, Begini Sambutan di Indonesia
Menurut Hasto, hubungan seks yang dilakukan oleh anak khususnya anak perempuan di bawah usia 16 tahun sangat berbahaya. Karena mulut rahim masih menghadap ke arah luar sehingga anak dapat berpotensi terkena kanker serviks akibat tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan alat kelamin dengan baik dan benar.
Melihat semakin majunya usia anak melakukan hubungan seks, maka penting sekali memberikan pendidikan sejak dini. Menurut ahli dari University of Sydney, orang tua sebaiknya bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Mulai dari bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, ekspresi seksual, dan nilai-nilai lainnya. Bingung bagaimana cara memulainya? Berikut ini cara memberikan pendidikan seks sesuai fase tumbuh kembang anak seperti dikutip dari halodoc.com, Sabtu (16/10/2021):
Baca Juga: 6 Makanan Ini Membantu Perkembangan Otak Anak
Baca Juga: Deddy Corbuzier Bicara Duta Karantina, Cie Nyindir Siapa Nih?
Selain pendidikan seks, anak juga perlu diberi edukasi tentang kesehatan reproduksi. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Eni Gustina mengatakan pemberian edukasi mengenai kesehatan reproduksi perlu dilakukan sejak anak berada pada usia dini.
“Kita harus sudah mengajarkan [pada anak] sejak kecil terhadap kesehatan reproduksi,” kata Eni
Eni menjelaskan pemahaman itu penting diberikan, selain dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, hal tersebut dapat menghindari anak terkena infeksi, baik pada vagina maupun penis yang dimiliki anak.