Tips traveling mengajari bagaimana berwisata tanpa harus merusak fasilitas.
Esposin, SOLO – Berwisata ke suatu tempat memang menjadi pengalaman yang menyenangkan. Tapi, jangan sampai kegiatan itu mengabaikan etika yang berlaku di tempat tersebut. Anda jadi egois dan meninggalkan jejak sampah atau bahkan merusak fasilitas wisata. Akhir-akhir ini pengguna Internet (netizens) di Indonesia sedang menyoroti tingkah traveler unik yang gemar berwisata tanpa mengindahkan aturan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Salah satu kejadian yang ramai menjadi perbincangan adalah rusaknya Taman Bunga Amarylis di Gunung Kidul, Jogja, beberapa waktu lalu. Taman bunga tersebut sejatinya bukanlah objek wisata. Pemiliknya menanam bunga jenis Amarylis untuk dijual kembali, namun keindahannya saat mekar berbarengan justru jadi daya tarik. Ribuan pelancong mendatangi tempat itu untuk menikmati keindahan taman yang konon ala Eropa itu.
Kerusakan pun tak terhindarkan. Para pelancong tersebut menginjak-injak bunga untuk sekadar berfoto di tengah taman. Tidak sedikit yang bahkan sampai berbaring di atas bunga musiman itu. Publik banyak yang menyayangkan lantaran minimnya kesadaran wisata para pejalan. Padahal, pemilik kebun telah menyediakan jalan setapak untuk berfoto di sekitar tanaman.
Kejadian terbaru adalah putusnya jembatan di hutan wisata Kota Langsa, Aceh. Jembatan gantung tengah danau itu putus lantaran tak kuat menahan beban seratusan orang di atasnya. Padahal menurut papan peringatan yang ada tertulis maksimal beban hanya sebatas 40 orang. Aksi negatif turis lain yang enggak kalah ramai adalah tindakan berfoto di tengah kabel lampu Taman Lampion Kaliurang.
Tidak peduli keselamatan, mereka memaksa berfoto di tengah hamparan lampu. Padahal jika salah satu kabel terputus, nyawalah yang jadi taruhan. Aksi tersebut enggak hanya dilakukan oleh remaja, tapi anak-anak di bawah pengawasan orang tua. Lucunya, mereka menerobos tali pembatas yang terpasang di sekeliling hamparan lampu.
Objek wisata memang menjadi kawasan publik untuk dinikmati bersama. Tapi, sebagai pengunjung, ada etika dan aturan yang seharusnya ditaati dan dilaksanakan. Etika tersebut bermacam-macam. Mulai dari etika budaya, etika wisata alam, hingga etika wisata budaya. Seluruhnya punya satu garis besar yakni tidak meninggalkan jejak sedikitpun.