style
Langganan

TIPS KESEHATAN : Anda Penyuka Satai? Waspadai Kanker Usus Besar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Solopos Antara  - Espos.id Lifestyle  -  Jumat, 3 Juli 2015 - 20:15 WIB

ESPOS.ID - Ilusatrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Tips kesehatan ini terkait risiko kerap makan satai atau makanan yang dibakar/dipanggang.

Esposin, JAKARTA - Satai atau sate jamak disukai orang di Tanah Air. Namun ahli kesehatan mengingatkan para penggemar atau penyuka satai harus berhati-hati karena rentan terhadap penyakit kanker usus besar.

Advertisement

"Penyuka satai maupun makanan yang dipanggang harus berhati-hati karena mengandung zat nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker usus besar," ujar ahli penyakit dalam di Digestive Clinic Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk dr. Hardianto Sp.P.D. di Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Nitrosamin, kata dia, merupakan senyawa penyebab kanker yang terdapat pada makanan yang diawetkan dengan nitrat. Nitrat sering dimanfaatkan untuk mengawetkan daging, ikan, dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembang biak.

Senyawa tersebut juga dihasilkan saat makanan tersebut dibakar, dan mengakibatkan perubahan cincin protein yang diakibatkan panas. "Penyuka yang suka makanan yang dibakar-bakar, sebaiknya dikurangi. Lebih sehat itu makanan yang direbus," tambah dia.

Advertisement

Ia menyebut kanker usus besar juga disebabkan pola hidup tidak sehat, konsumsi alkohol, merokok, genetik, infeksi usus besar, riwayat polip, hingga penderita diabetes melitus (DM).

Gejala dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB) tidak tuntas, pendarahan, sering kram, lemas, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

"Paling tepat melakukan deteksi dini dan mengubah gaya hidup menjadi pola hidup sehat," jelas dia.

Advertisement

Hardianto menjelaskan dengan semakin dini ditemukan maka peluang untuk menyembuhkan kanker akan semakin besar.

"Kalau diketahui sejak dini, maka angka harapan hidup hingga bisa mencapai 90 persen," beber dia.

Ahli penyakit kanker usus besar, dr. Epistel P Simatupang menyebut ada dua kelompok yang wajib memeriksakan kesehatannya, yakni kelompok risiko rendah dan kelompok risiko tinggi.

"Yang dimaksud dengan kelompok risiko rendah merupakan orang yang memiliki berat badan berlebih, sering memiliki masalah pencernaan dan memiliki gaya hidup sehat. Sebaliknya dilakukan deteksi dini setiap lima tahun ketika berusia 45 tahun," kata Epistel.

Sementara, kata dia, kelompok dengan risiko tinggi merupakan orang yang memiliki sejarah kanker usus besar di keluarganya dan sebaiknya melakukan pemeriksaan ketika berusia di atas 30 tahun.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif