by Aeranie Nur Hafnie Jibi Solopos - Espos.id Lifestyle - Minggu, 24 Agustus 2014 - 05:13 WIB
Psikolog anak dan keluarga dari Yayasan Sosial dan Pendidikan Angkasa Jaya, Faifda Ariani, mengatakan suami istri yang usia pernikahannya sudah memasuki belasan tahun kondisi mereka tidak seperti saat masa pacaran atau di awal pernikahan. Tak jarang kemesraan dengan pasangan perlahan mulai berkurang.
Faifda mengatakan ada beberapa cara yang bisa dilakukan suami istri untuk menjaga kemesraan dengan pasangan tetap bersemi. Selain meluangkan waktu untuk berduaan, mengembangkan sikap persahabatan dengan pasangan juga perlu dilakukan. “Dengan memposisikan diri sebagai sahabat, pasangan bisa lebih terbuka, lebih bisa saling memahami dan mendukung,” ujar Faifda kepada Koran O, Selasa (19/8).
Cara lainnya adalah dengan mengembangkan komunikasi yang sehat dalam artian tidak berkata kasar dengan pasangan. Faifda mencontohkan ketika suami sulit menyampaikan sesuatu secara lisan kepada istri maka hal yang ingin dikatakan itu bisa disampaikan secara tertulis melalui SMS [short message service] maupun melalui BBM [blackberry messenger]. Hal itu sangat berguna untuk menghindari keluarnya kata-kata kasar saat berkomunikasi.
Jika pasangan sudah membangun komunikasi yang positif, ke depannya akan tercipta keterbukaan dan kejujuran dengan pasangan. “Jadi apa pun yang dirasakan, diinginkan maupun cita-cita bersama sering-seringlah ungkapkan kepada pasangan sehingga kemesraan terus terjalin,” ujarnya.
Faifda juga menyebut bercanda juga penting dilakukan pasangan untuk melanggengkan hubungan. Dengan selingan candaan bisa mencairkan suasana dan membuat suasana menjadi lebih nyaman bagi pasangan.
Menurut Faifda, ketika usia pernikahan sudah mencapai belasan tahun berarti sudah tercapai kemapanan dalam arti secara ekonomi mungkin sudah mencapai apa yang diharapkan. Namun jika secara ekonomi belum mapan, Faifda menyarankan agar suami istri jangan saling menuntut. Pasangan justru harus saling menutup kekurangan masing-masing.
Dia mencontohkan jika suami belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga maka istri bisa membantu mencari nafkah tapi dengan izin suami untuk menutup kekurangan itu. Contoh lainnya ketika suami kurang bisa bersosialisasi, istri bisa menutup kekurangan itu dengan lebih banyak bersosialisasi di lingkungan sekitar.