style
Langganan

TIPS BERCINTA : Melangkah ke Pernikahan, Apa yang Harus Diperhitungkan? - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ayu Prawitasari Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 4 September 2013 - 23:32 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi menikah : Momentum sang pujaan hati menyematkan cincin menjadi pertanda keseriusan dia dalam berkomitmen. (Dok. Solopos.com)

Esposin, SOLO — Jika hubungan percintaan telah berlangsung cukup lama, wajar jika wanita ingin hubungan itu diabadikan dalam ikatan pernikahan. Tapi kapan waktu tepatnya? Apa saja yang mestinya diperhitungkan wanita untuk memantapkan diri memasuki status baru yang tak lagi lajang itu?

Contoh saja Fara Dyan Erwanto, 25, seorang perempuan Soloraya yang akhir tahun ini bakal memasuki momentum yang sangat membahagiakan dalam kehidupannya. Dia berencana mengakhiri masa lajangnya, Desember nanti, setelah menjalin hubungan selama hampir delapan tahun lamanya.

Advertisement

Wow! Apa yang membuatnya mantap berencana menikah ya? “Umur sudah cukup. Pacaran juga sudah lama. Jadi memang sudah waktunya untuk menikah,” ujar Dyan, sapaan akrabnya, Selasa (3/9/2013).

Ya, delapan tahun bagi orang kebanyakan maupun bagi Dyan sendiri merupakan waktu yang terbilang lama dalam menjalin sebuah hubungan. Di waktu-waktu itu Dyan kerap bertanya apakah pasangannya benar-benar serius dan benar-benar menyayanginya. Seiring bertambahnya waktu, Dyan pun akhirnya yakin bahwa pasangannya ini memang merupakan belahan jiwanya.

“Saat saya intropeksi, ada banyak hal yang berubah dari diri saya. Tentunya ke arah yang lebih positif. Misalnya dari segi sifat. Dulu saya orangnya sangat egois yang maunya menang sendiri. Nah pasangan saya ini berhasil mengajari saya agar berubah menjadi orang yang bisa lebih memahami orang lain. Hebatnya, dia mengajari saya tanpa terkesan menggurui. Dari sekadar contoh, diskusi ringan akhirnya saya berubah dengan sendirinya,” jelas karyawati perusahaan swasta ini.

Advertisement

Dengan beberapa sifatnya yang tak bagus, menurut Dyan, pasangan juga tak segan mengingatkannya secara halus. Satu dua kali biasanya Dyan mengambil sikap acuh tak acuh. Namun demikian, pasangannya itu tak lelah mengingatkan. “Kalau saya tak mau juga berubah, biasanya dia diam saja. Akhirnya setelah merenung, saya pun mau berubah,” katanya.

Alasan lain yang membuatnya mantap mengajak pasangan menikah adalah karena keluarga masing-masing telah saling mengenal baik. “Karena keluarga kami telah saling mengenal, akhirnya semua bertanya kapan kami siap menikah. Bagaimanapun hubungan kami kan memang sudah lama,” ujarnya.

Meski sudah lama menjalin hubungan namun bagi Dyan tahun ini adalah tahun yang paling tepat dirinya dan pasangan berencana melangsungkan pernikahan. Bukan tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, karena pada tahun ini kondisi pasangan dinilai Dyan telah siap yakni dari segi mental maupun materi.

Advertisement

“Serius itu penting dalam sebuah hubungan. Nah yang serius ini kan tidak hanya sifatnya tapi juga kemampuan finansialnya. Sebab dalam berumah tangga nanti kan kebutuhannya juga banyak sehingga kalau ingin serius, pria pasangan kita haruslah bisa bertanggung jawab secara materi,” jelasnya.

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif