by Kusnul Isti Qomah Jibi Harian Jogja - Espos.id Lifestyle - Kamis, 20 November 2014 - 07:45 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-Sebuah makanan khas di Kecamatan Patuk yang hampir tenggelam, sompil setahun belakangan ini kembali mudah dijumpai. Seperti apa dan dimana mendapatkannya?
Bila penasaran kuliner ini, Anda dapat menjelajahi Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk Gunungkidul. Tidak seperti kebanyakan warung, seting tempat ini mirip rumah biasa. Plakat bertuliskan Warung Sompil Khas Patuk Bu Padmi menjadi penanda warung yang berada di tepi jalan raya ini. Sang pemilik, Supadmijah atau Padmi kini berusia 56 tahun. Usaha ini sudah berjalan selama tiga generasi.
“Saya sudah bisa membuat sompil sejak kelas empat sekolah dasar. Nenek saya dulu jualan sompil,” ujar dia kepada Harianregional.com, Selasa (18/11/2014).
Ia mulai berjualan pada 1990. Awalnya, ia didorong oleh teman-temannya untuk berjualan sompil jika ada acara di desa. Namun, usaha itu hanya bertahan hingga 1993. Pada 2003, Padmi mencoba berjualan lagi hingga 2006.
“Saya kok merasa kecapaian jadi berhenti dulu sampai pada 2013 ketika Pak Camat tahu saya bisa membuat sompil,” ujar dia.
Padmi mengaku didorong untuk membuat sompil kembali karena makanan khas itu memiliki daya tarik dan harus dilestarikan. Padmi pun setuju dengan ide itu. Kemudian, ia memulai lagi jualannya. Ia mengaku senang, bisa kembali berjualan sompil yang sudah akrab dengannya sejak kecil.
“Alhamdulillah, penggemarnya banyak. Biasanya rombongan yang datang atau dipesan untuk rapat,” ujar dia.
Penyajian sompil pun bermacam-macam saat ini. Ada yang memadukannya dengan sayur lombok, opor, sate, hingga gulai. Namun, Padmi berusaha tetap pada perpaduan yang ia warisi sejak kecil.
“Sompil, sayur tempe dengan cabai merah, tempe bacem, dan tahu bacem,” ujar ibu tiga anak ini.