style
Langganan

Puasa di Bulan Muharam Paling Utama setelah Puasa Ramadan, Ini Penjelasannya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Astrid Prihatini Wd  - Espos.id Lifestyle  -  Kamis, 20 Juli 2023 - 19:45 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi puasa. (Freepik.com)

Esposin, SOLO-Karena bulan Muharam ini begitu istimewa, pada bulan ini juga terdapat beberapa amalan istimewa, di antaranya adalah melakukan ibadah puasa di seluruh hari di bulan istimewa ini. Simak ulasannya di tentang Islam kali ini.

BulanMuharam merupakan bulan agung dalam Islam. Bulan ini menjadi bulan permulaan pada kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan hurum, bulan-bulan yang dimuliakan.

Advertisement

Pada satu kesempatan, Rasulullah pernah bersabda yang artinya:  “Puasa paling utama setelah Ramadan adalan berpuasa di bulan Allah, yaitu Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Nasai, Ibn Majah, Darimi, dan Ahmad)

Mengenai penjelasan hadis tersebut ulama menyoroti kata syahrullah yang berarti “bulan Allah”. Julukan ini menandakan keagungan Bulan Muharam.

Dikutip dari mui.or.id pada Kamis (20/7/2023), sebagian kecil ulama ada yang memahami bahwa maksud puasa di bulan Muharam adalah puasa Asyura saja, bukan seluruhnya. Sementara itu, Imam an-Nawawi  menjelaskan bahwa ternyata puasa di Bulan Muharam tidak hanya pada hari ke sepuluh saja yang populer disebut puasa Asyura atau Suro.

Advertisement

Lalu, pertanyaannya, mengapa dalam riwayat lain justru menunjukkan Nabi SAW memperbanyak puasa di Bulan Syakban bukan di Bulan Muharam?

Berikut ini hadis selengkapnya:  "Dari Abu Salamah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah Ra. tentang puasa Rasulullah SAW, maka ia pun berkata, ‘Rasulullah SAW sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau tidak puasa terus-menerus. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban hingga sisa harinya tinggal sedikit.” (HR. Muslim)

Terdapat dua jawaban dari Imam an-Nawawi terkait persoalan ini.

Advertisement

Pertama, menurutnya boleh jadi, Nabi SAW baru mengetahui keutamaan puasa Muharam di masa akhir hayatnya, beberapa saat sebelum wafat.

Kedua, boleh jadi pada bulan Muharam Nabi terhalang udzur, baik karena sering sakit atau sering melakukan perjalanan di Bulan Muharam sehingga puasanya tidak sesering puasa di Bulan Syakban.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif