style
Langganan

Pisang tanpa tulang, manisnya bikin ketagihan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Lifestyle  -  Minggu, 15 Mei 2011 - 18:55 WIB

ESPOS.ID - KHAS -- Pisang Tanpa Tulang, kudapan manis yang menjadi salah satu ciri khas Hick Gaul Pak Mul, Karanganyar. (JIBI/SOLOPOS/Fetty Permatasari)

Hidangan ikan tanpa tulang, itu sudah biasa. Tapi kalau pisang tanpa tulang? Sejak kapan pisang punya tulang?

Tak perlu lama-lama kebingungan karena ini hanya kreasi nama untuk sebuah kudapan manis dengan bahan pokok dari pisang yang bisa dijumpai di warung wedangan Hick Gaul Pak Mul yang terletak di Jalan Lawu, jalan protokol di Karanganyar. Sebenarnya, Pisang Tanpa Tulang ini adalah nama baru untuk kudapan tradisional Jawa yang nama “aslinya” adalah caranggesing.

Advertisement

Kudapan ini dibuat dari pisang kepok yang dipotong kecil-kecil, dicampur telur, agar-agar, santan dan gula pasir, yang lantas dicetak dan dibungkus di dalam daun pisang, lalu dikukus. Disajikan saat masih hangat atau didinginkan, rasanya sama nikmatnya. Legit dan segar.

Lantas kenapa mesti diberi nama Pisang Tanpa Tulang? Menurut Lasno Agung Mulyono, pemilik wedangan Hick Gaul Pak Mul, nama unik itu untuk membuat pembeli lebih tertarik. Tak cuma di sini kreasinya. Aneka santapan dan kudapan lain pun diberi nama baru.

Masakan garang asem jamur misalnya, disebut Ganja. Nasi teri dilabeli Nasi Cucu Ikan Paus. Satu lagi yang tak kalah menggoda, Nasi Manten Anyar alias Nasi Pengantin Baru. Rupanya nasi itu sebetulnya tak lebih dari nasi yang diguyur sambal tumpang.

Advertisement

Ada satu lagi kekhasan di wedangan ini yaitu minuman yang dinamai OBH. Kesannya seperti Obat Batuk Hitam, padahal, in i sebenarnya minuman seduhan jeruk nipis, jahe dan gula batu. “OBH itu artinya obat batuk ala hik yang asyik,” terang Mulyono.

Benar saja, OBH bikinan Mulyono memang asyik. Aroma jahe dan jeruk nipisnya begitu terasa di tenggorokan. Rasa manis gula batunya makin menambah nikmat minuman yang per gelasnya dibanderol Rp 3.000 itu.

Oleh: Fetty Permatasari

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif