style
Langganan

Penyakit Demam Keong di Indonesia hanya Ditemukan di Sulawesi Tengah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 22 Februari 2023 - 16:20 WIB

ESPOS.ID - Demam keong di Indonesia hanya ditemukan di Sulawesi Tengah. (Ilustrasi/Freepik.com)

Esposin, SOLO-Penyakit Schitomiasis atau demam keong di Indonesia hanya ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di yaitu di dataran tinggi Lindu, Napu dan Bada yang khusus disebabkan oleh Schistosoma juponicum. Penyakit apa itu? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Sebagaimana diketahui Sulawesi Tengah saat ini sedang dilanda wabah penyakit Schitomiasis. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, sudah ada lebih dari 200 orang yang terkena penyakit tersebut.

Advertisement

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Rabu (22/2/2023), Schitomiasis atau yang dikenal dengan demam keong adalah penyakit menular menahun yang menyerang manusia. Cacing ini hidup di pembuluh darah terutama kapiler darah dan vena kecil dekat selaput usus. Infeksi di daerah endemis ini sering terjadi anak usia sekolah, petani dan penangkap ikan.

Pada anak yang terinfeksi penyakit ini dapat mengakibatkan kelainan pertumbuhan dan kelemahan kognitif. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah melalui penemuan kasus, pengobatan massal, penggunaan jamban sehat, serta ketersediaan air bersih.

Data tahun 2017 menunjukkan bahwa angka kejadian schistosomiasis atau demam keong di Indonesia pada manusia di tiga dataran tinggi, rata-rata berada pada kisaran 0,65%–0,97%. Namun pada keong perantara masih cukup tinggi yaitu 1,22%– 10,53%, terlebih lagi angka kejadian schistosomiasis pada hewan ternak sangat tinggi di kisaran 5,56%– 40%.

Advertisement

Data-data ini menunjukkan bahwa yang jauh lebih banyak terinfeksi itu adalah hewan ternak dan keong perantara. Dengan kata lain, upaya eradikasi schistosomiasis harus focus pada upaya pengendalian agar hewan ternak dan keong perantara ini tidak terinfeksi, sehingga memutus rantai penularan schistosomiasis pada manusia.

Tingginya angka kejadian penyakit pada hewan ternak disebabkan pola penggembalaan bebas, yang kemudian terinfeksi serkaria melalui keong perantara yang tersebar di lahan-lahan yang tidak diurus akibat pola pertanian berpindah. Ketika hewan ternak ini terinfeksi, hampir tidak pernah dilakukan pengobatan, karena obatnya, yaitu praziquantel untuk hewan, sampai saat ini belum tersedia di Indonesia.

Dikutip dari halodoc.com, Rabu (22/2/2023), selain di Indonesia, penyakit demam keong ini paling banyak ditemukan di negara-negara tropis, seperti Afrika, beberapa bagian Amerika Selatan, dan Asia.  Sayangnya, penyakit ini dianggap sebagai penyakit tropis terabaikan (NTD). Padahal dampak yang bisa disebabkan olehnya tidak main-main.

Advertisement

Ketika terinfeksi oleh cacing, parasit tersebut bisa tetap tinggal dalam tubuh selama bertahun-tahun dan merusak berbagai organ, seperti kandung kemih, ginjal dan hati.  Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari segi dampak, penyakit ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit yang paling mematikan.

 
Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif