style
Langganan

Pengin Bahagia? Setop 3 Kebiasaan Ini - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chelin Indra Sushmita  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 6 November 2019 - 08:00 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi orang bahagia. (Freepik)

Esposin, SOLO – Kebahagiaan setidaknya ditentukan oleh cara pandang seseorang terhadap situasi, serta kemampuannya menerima keadaan. Ketika tidak mampu menerima kenyataan yang terjadi, maka ia akan merasa stres dan tertekan.

Ketika stres melanda, seseorang cenderung sulit untuk berpikir secara jernih dan mudah putus asa. Putus asa ini merupakan gangguan mental yang disebabkan berkembangnya emosi negatif dalam diri. Agar hidup dapat berjalan dengan baik, terkadang seseorang harus melepaskan diri dari belenggu emosinya.

Advertisement

Jenn Hand, seorang konsultan psikologi asal Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari laman Huffingtonpost, Selasa (5/11/2019), menyarankan  untuk meninggalkan tiga kebisaan di bawah ini agar hidup Anda lebih bahagia:

Berhenti menyalahkan diri

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, namun jangan biarkan rasa bersalah itu terus menghantui diri. Menyalahkan diri memicu timbulnya gangguan mental pada seseorang. Jika telah melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak, sebaiknya segeralah minta maaf.

Advertisement

Orang yang kuat akan mengakui kesalahannya, meminta maaf, bangkit untuk memperbaiki kesalahan dan belajar dari kesalahan. Bukannya malah terjebak dalam kesalahan tersebut.

Berhenti membandingkan diri

Stres juga bisa dipicu kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Jika membandingkan ini bertujuan untuk memacu semangat, tentu tidak masalah.

Advertisement

Tetapi, terkadang hal ini bukannya membuat semangat, justru malah membuat seseorang semakin terpuruk. Oleh karena itu, jika ingin hidup lebih bahagia, jangan sekali-kali membandingkan diri dengan orang lain.

Berhenti menjadi sempurna

Ambisi menjadi yang paling sempurna sering kali ditanamkan pada diri seseorang untuk memacu semangat. Tak salah memang, namun setiap manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan sesuatu.

Masalahnya, ketika seseorang gagal dan mendapatkan komentar yang kurang baik atas hasil kerjanya, ia akan amat stres. Nah, saat stres melanda dia mungkin akan terpuruk dan menyalahkan dirinya sendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, keadaan ini akan memicu gangguan pada mentalnya.

Mulai sekarang, jika ingin bahagia, maka berhentilah mencoba menjadi yang paling sempurna. Berdamailah dengan diri, jangan membebani pikiran dengan tekanan yang membuat stres.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif