style
Langganan

PENGANAN RAMADAN: Kembali ke Rantauan, Saatnya Berburu Oleh-oleh - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Lutfiyah Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Sabtu, 11 Agustus 2012 - 08:33 WIB

ESPOS.ID - Pengelola Toko Oleh-oleh Bu Jono Pasar Jongke, Mufida, menunjukan kue lidah kucing rainbow, Kamis (9/8/2012). Kue itu menjadi tren oleh-oleh untuk Lebaran tahun ini. (FOTO: Lutfiyah/JIBI/SOLOPOS)

Mudik ke kampung halaman bukan soal melepas kangen dengan keluarga dan sanak-saudara. Ada hal lain yang tidak boleh dilewatkan saat pulang kampung, apalagi kalau bukan menuntaskan kerinduan terhadap penganan-penganan khas Soloraya yang selama ini jarang ditemui di perantauan.

Advertisement

Selain berwisata kuliner, berburu oleh-oleh untuk tetangga maupun rekan kerja di tanah rantau kini menjadi hal wajib yang semakin melengkapi ritual mudik.

Mungkin karena alasan itu pula, saban Lebaran, Kota Solo seperti kebanjiran makanan tak terkecuali kudapan untuk dijadikan oleh-oleh.

Advertisement

Mungkin karena alasan itu pula, saban Lebaran, Kota Solo seperti kebanjiran makanan tak terkecuali kudapan untuk dijadikan oleh-oleh.

Beraneka kue kering maupun basah, keripik, intip hingga abon merupakan sederet makanan yang banyak menghiasi etalase toko oleh-oleh di Solo. Bahkan, makanan jadul seperti gandos rangin dan enting-enting juga tak mau kalah turut meramaikan khazanah oleh-oleh Kota Bengawan.

Tak percaya? Datang saja ke sejumlah toko penjual oleh-oleh yang ada di Solo seperti di kawasan Kalilarangan, Pasar Oleh-oleh Jongke maupun di gerai kue di Solo semacam Toko Ganep.

Advertisement

“Kami membuat sendiri abon dan serundeng. Kelapanya juga merupakan kelapa semanten pilihan digoreng kering dengan minyak berkualitas sehingga tidak cepat apek. Cocok buat oleh-oleh,” terangnya ketika dijumpai Esposin, di tokonya, Rabu (8/8).

Perempuan yang biasa disapa Ning itu mengaku menambah stok hingga dua kali lipat untuk menghadapi serbuan pemudik yang berburu oleh-oleh. Buah tangan lainnya yang termasuk dalam daftar oleh-oleh paling diburu adalah beraneka keripik seperti ceker, paru dan usus.

Melihat kemasan penampilannya yang menggoda plus membayangkan sensasi rasa gurih yang kriuk-kriuk, penganan itu memang sulit jika tidak diangkut dalam keranjang belanjaan. Beraneka keripik itu dijual berbeda seperti ceker per 2 ons dibanderol Rp25.000 dan paru Rp29.000 per bungkus.

Advertisement

“Keripik belut juga banyak disukai karena rasanya enak dan tidak semua kota punya keripik seperti itu,” katanya.

Mau yang murah meriah, beli saja intip atau kerak nasi dengan dua pilihan rasa manis atau gurih atau bisa juga memilih kue ampyang. Bongkahan kacang berpadu gula Jawa yang dicetak kecil-kecil dengan rasa manisnya menjadi buah tangan yang tidak bakal mengecewakan.

“Intip murah sekali harganya tergantung ukuran ada yang hanya Rp6.000 per bungkus, sedangkan ampyang harganya Rp6.500 per bungkus,” imbuh Ning.

Advertisement

Meski sama-sama kerak nasi, Toko Oleh-oleh Bu Jono di Pasar Jongke mengklaim punya makanan serupa yang lebih istimewa. Namanya intip asli bumbu. Tidak seperti intip yang dicetak bundar, intip bumbu dibuat apa adanya karena lebih menonjolkan rasa yang enak dan mrasa.

“Intip bumbu dibuat langsung dari desa-desa, rasanya mantap. Banyak pemudik yang membeli untuk oleh-oleh, harganya Rp8.000 per bungkus, jauh lebih mahal dibanding intip cetakan yang hanya Rp6.000,” ujar pengelola Toko Bu Jono, Mufidah.

Penganan khas Solo lainnya yang belum tergantikan sebagai oleh-oleh mudik menurut Mufidah adalah aneka keripik ceker, paru, usus dan belut. Rasa gurih dan tahan lama menjadi alasan kudapan itu tidak boleh absen dibawa ke perantauan terutama daerah Jakarta, Bandung dan kota lainnya. Harga keripik di tempat tersebut mulai Rp14.000 per bungkus hingga Rp30.000 per bungkus. Sementara pemudik luar Jawa biasanya lebih memilih berburu jenang.

“Pemudik biasanya merindukan makanan yang dulu pernah dia makan saat di kampung. Kalau mudik berburunya ya penganan tradisional. Kalau usus andalan kami usus ayam kampung karena rasanya lebih gurih,” katanya.

Berbeda dengan toko oleh-oleh lainnya, Toko Ganep tidak hanya mengandalkan keripik dan intip sebagai penganan untuk oleh-oleh. Roti kecik tahun ini masih menjadi primadona yang diusung kepada para pemudik sebagai buah tangan. Begitu juga dengan kue garut, sus dan roti basah maupun kering lainnya.

Marketing Manajer Toko Ganep, Emi Yuniawati, mengatakan karak desa dan gandos rangin juga termasuk oleh-oleh khas yang ditawarkan tokonya. Gandos rangin misalnya, dibuat dengan resep turun-temurun dan yang lebih penting pemudik bisa melihat langsung proses pematangannya.

Soal harga, oleh-oleh di tempat itu masih cukup terjangkau. Roti kecik seberat ¼ kg seharga Rp21.000, sementara kue garut Rp9.000 per bungkus.

Advertisement
Is Ariyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif