style
Langganan

Penderita Katarak di Jateng Capai 210.000 Orang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Insetyonoto Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Minggu, 30 Juni 2013 - 23:30 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi penderita katarak (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi penderita katarak (Dok/JIBI/Solopos)

Esposin, SEMARANG -- Perkembangan penderita penyakit katarak di Jawa Tengah sangat cepat, setiap tahun rata-rata terdapat sekitar 210.000 orang. Demikian diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Rustriningsih pada Grand Opening Klinik Mata Papandayan (KMP) Semarang, Minggu (30/6).

Sedang penanganan terhadap penderita katarak, ujar Wagub masih terbatas, sehingga belum semuanya bisa dilakukan operasi. Operasi merupakan satunya-satunya cara penyembuhan katarak, tanpa dilakukan tindakan operasi penderita katarak bisa mengalami kebutaan.

Advertisement

”Dari 210.000 penderita katarak yang bisa dilakukan tindakan operasi sekitar 120.000 orang,” katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jateng, Sri Puryono.

Untuk itu, Wagub menyambut baik pembukaan KMP Semarang supaya bisa membantu menangani operasi penderita katarak, sehingga bisa menurunkan angka kebutaan di Jateng.

”Berharap KMP juga menerima pasien tak mampu melalui jaminan kesehatan masyarakat [Jamkesmas],” harap Rustriningsih.

Advertisement

Komisaris KMP, dr Harka Prasetyo, menyatakan KMP ingin menjadi pusat pelayanan mata dan bedah katarak terbaik dan terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.

”Ke depan kami akan bekerjasama dengan pihak asuransi, seperti asuransi kesehatan [askes] dan Jamkesmas, sehingga masyarakat tak mampu bisa dilayani dengan gratis,” beber dia.

Klinik yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk operasi katarak yakni mesin phacoemulsifikasi, menurut Harka, bisa melakukan operasi katarak dalam waktu sekitar 15 menit.

Advertisement

”Begitu dioperasi pasien sudah bisa langsung pulang. Biaya operasi katarak antara Rp6 juta sampai Rp8 juta,” kata dia.

Direktur Utama KMP, dr Nur Isnayanti, menambahkan menerapkan pelayanan on call, di mana pasien bisa mendaftar melalui SMS, Blackberry, faksimili, dan menelpon dari rumah atau di mana saja. ”Sehingga pasien bisa dilayani dengan cepat, tanpa harus menunggu antrian lama,” ujar dia.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif