Esposin, KARANGANYAR -- Bikin nutrisi tanaman hidroponik jadi lebih murah pakai air leri atau air cucian beras. Penggunaan leri ini mampu menekan biaya produksi untuk menghasilkan sumber pangan alternatif yang bermutu pada masa pandemi Covid-19.
Selama pandemi, masyarakat direkomendasikan menanam sayuran yang bersifat konsumtif. Jenis sayuran itu misalnya kangkung, sawi-sawian, dan bayam. Ketiga sayuran ini paling banyak diminati masyarakat.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Tiga jenis ini tidak banyak perlakuan khusus. Jadi sangat mudah dipraktikkan kalangan pemula," kata owner AA818 Hydroponic, Anggi Bito Lukmanto, 31, saat ditemui Esposin, di rumahnya beberapa waktu yang lalu.
Ia menjelaskan untuk menghasilkan sayuran layak dikonsumsi tanaman memerlukan nutrisi. Nutrisi ini umumnya memakai nutrisi paten untuk keperluan produksi.
Nutrisi khusus tanaman hidroponik itu jika lokasi rumah dekat dengan praktisi hidroponik, bisa menggunakan nutrisi AB Mix. Jika tidak disarankan memenuhi unsru makro dan mikro misalnya pupuk organik cair.
April 2020, PAD Wonogiri Turun Drastis
Namun, untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, ada nutrisi yang mudah dan murah untuk diaplikasikan. Nutrisi hidroponik itu berbahan air leri atau air cucian beras.
"Kalau ada MOL [mikro organisme lokal] dari leri bisa dimafaatkan. Tidak harus paten yang penting bisa memberikan nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh," ujar Anggi.
Caranya, sederhana, air leri dikumpulkan ke dalam wadah dan dibiarkan mengendap. Setelah itu, leri dimasukkan ke dalam botol tertutup. Tambahkan EM4 untuk proses fermentasinya.
"Itu paling sederhana. Jadi tidak perlu komponen makro-mikro terpenuhi semuanya. Yang penting tumbuh," terang dia.
Selain itu, jika ada ternak kelinci di sekitar rumah, urine kelinci juga bisa dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman hidroponik.
Tak hanya itu, agar panen bisa berkala, perlu mempelajari usia panen tanaman. Kangkung misalnya bisa dipanen pada usia 18-20 hari. Jika ingin panen sepekan sekali, maka sepekan sebelum panen harus menyemai lagi. Begitu seterusnya.
"Kalau enggak tahu rotasi, semai agak banyak saja. Biarkan yang tumbuh besar dulu, dipanen dulu. Yang kecil biarkan tumbuh dulu," urai Anggi.