style
Langganan

Osteogenesis Imperfecta Penyebab Anak Kerap Patah Tulang, Waspadalah! - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Harian Jogja Detikcom  - Espos.id Lifestyle  -  Senin, 18 November 2013 - 18:07 WIB

ESPOS.ID - Foto ilustrasi patah tulang. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianregional.com, JAKARTA-Jatuh saat sedang bermain menjadi hal yang lumrah terjadi pada anak-anak. Namun, jika anak sering sekali mengalami cedera hingga mengalami patah tulang, sebaiknya orang tua perlu waspada, karena bisa jadi anak mengalami Osteogenesis Imperfecta (OI). Apa itu OI?

Osteogenesis Imperfecta adalah penyakit genetik yang menyebabkan tulang mudah patah tanpa penyebab yang jelas. OI terjadi karena faktor genetika tapi bisa juga karena mutasi gen. OI timbul karena kelainan genetik pada bahan pembentuk tulang yaitu kolagen.

Advertisement

"Sehingga pembentukan tulang yang normal pun terhambat dan tulang jadi mudah retak," kata dokter Margaret Zacharin dari Royal Children Hospital, Melbourne, Australia dalam Temu Media Osteogensis Imperfecta di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jl.Dempo, Matraman, Jakarta, Senin (18/11/2013) seperti dilansir Detikcom.

Lebih lanjut, Margareth menjelaskan bahwa penderita OI memiliki tulang yang rapuh. Gejala OI antara lain tulang dengan bentuk tidak normal (malformasi tulang), tubuh berperawakan pendek, sendi longgar, kelemahan otot, sklera (bagian putih mata) berwarna kebiruan, keunguan, atau keabuan.

"Selain itu, wajah berbentuk segitiga, tulang iganya condong ke depan, tubuh bungkuk, gigi berukuran lebih kecil, seiring bertambahnya umur, pendengarannya juga makin berkurang, dan terkadang terjadi masalah pernapasan akibat adanya tekanan dari tulang yang bengkok di paru-paru," jelas Margareth.

Advertisement

Menurut data British Orthopaedic Association tahun 2012, satu dari 20.000 orang di dunia menderita OI. Sedangkan, di Indonesia, data Divisi Endokrionologi Departemen Anak RSCM/FKUI dan registry IDAI menyebutkan bahwa penderita OI di Indonesia berjumlah 64 anak.

"Itu jumlah yang terdata ya karena saya yakin masih banyak lagi yang belum terdata, kenapa? Karena orang tua masih banyak yang malu mengatakan bahwa anaknya OI. Selain itu, kurangnya pengetahuan juga membuat mereka menganggap bahwa tulang rapuh merupakan hal yang biasa," papar dokter Aman Pulungan.

"Dengan menangani OI sedini mungkin dengan memberikan jenis obat yang bisa memperkuat tulangnya, anak-anak yang menderita Osteogenesis Imperfecta ini bisa kok hidup normal seperti anak-anak lain, mereka bisa beraktivitas seperti biasa," pungkas dokter Aman.

Advertisement
Advertisement
Maya Herawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif