style
Langganan

Niat dan Tata Cara Salat Syuruq yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nugroho Meidinata  - Espos.id Lifestyle  -  Selasa, 8 Agustus 2023 - 14:06 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi doa. (Freepik)

Esposin, SOLO – Niat dan tata cara salat syuruq wajib diketahui umat Islam lantaran ibadah sunah satu ini memiliki banyak keutamaan untuk dilakukan.

Salat syuruq atau juga dikenal dengan salat isyraq merupakan salat yang dilakukan di waktu Matahar terbit. Menurut Imam al-Ghazali, Imam as-Suyuthi, dan Syekh Alil Muttaqi al-Hindi, salat syuruq bukan salat duha.

Advertisement

Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online), salat syuruq memiliki keutamaan sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna. Bila dilakukan dalam rangkaian salat subuh secara berjamaah, lalu duduk berzikir sampai terbit Matahari, kemudian baru melakukan salat syuruq dua rakaat.

Lalu, bagaimana niat dan tata cara salat syuruq?

Advertisement

Lalu, bagaimana niat dan tata cara salat syuruq?

Salat syuruq dilaksanakan dua rakaat sebagaimana salat sunah lainnya dan diawali dengan bacaan niat sebagai berikut.

Ushallii sunnatal isyraaq rak‘ataini lillaahi ta‘aalaa.

Advertisement

Kemudian, tata cara salat syuruq adalah sebagai berikut. Setelah al-Fatihah pada rakaat pertama dilanjutkan membaca surat ad-Dhuha dan seterusnya. Setelah al-Fatihah pada rakaat kedua kemudian membaca surat as-Syarh, dan seterusnya sampai salam sebagaimana salat biasa.

Setelah salat syuruq, umat muslim bisa membaca doa berikut ini.

Allaahumma yaa nuurannuuri bit thuur wa kitaabim masthuurin fî riqqim mansyuurin wal baitil ma’mur, as-aluka an tarzuqanii nuuran astahdii bihi ilaika wa adullu bihi ‘alaika wa yashhabunii fi hayaatî wa ba’dal intiqaali min dhalaami misykaatii, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhaha wa nafsin wa maa sawwaaha, an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqatam bî laa yahjubuhaa ghaimul auhaami walaa ya’tarîhaaa kusuuful qamaril waahidiyyati ‘indat tamaam, bal adim lahaal Isyraqa wad dhuhuura ‘alaa mamarril ayyaami wad duhuur. Wa shallillaahumma ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin khaatamil anbiyaa-i wal mursaliin. Wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Allaahummaghfir lanaa wa liwaalidiina wa li-ikhwaaninaa fillaahi ahyaa-an wa amwaatan ajma’in.

Advertisement

Artinya: Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.

 
Advertisement
Nugroho Meidinata - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif