style
Langganan

Mengubah Wajah Kota - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Adib Muttaqin Asfar Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Selasa, 3 Juli 2012 - 09:37 WIB

ESPOS.ID - Yunanto (dua dari kanan) dan timnya (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

“Arsitek itu harus berpikir visioner,” kata Akbar Hantar mengomentari masalah lingkungan di perkotaan. Yang dilakukannya bersama tim perancangan tata ruang di Sudiroprajan memang ingin membuktikan bahwa kawasan bantaran kali tidak selalu mentok menjadi kawasan yang buruk.

Advertisement

Siapa sangka bantaran Kali Pepe yang penuh masalah lingkungan bisa menjadi koridor terbuka yang hijau. Tak banyak pula yang berpikir bahwa aliran Kali Pepe yang berwarna gelap itu bisa saja menjadi jalur transportasi air seperti di masa kolonial. Gambaran itu ada meskipun realisasinya masih butuh waktu lama.

Bukan sekali ini saja Akbar dan rekannya, Yunanto, mengeluarkan ide-ide mereka tentang penataan ruang kota. Mereka beberapa kali mengikuti sayembara perencanaan tata ruang atau koridor yang digelar berbagai pihak. Yunanto adalah peraih juara V Sayembara Koridor Bhayangkara dan berperan penting dalam tim perencanaan penataan Kampung Balong yang menjadi juara II Lomba Rancang Tata Ruang Dan Lingkungan tahun lalu. Sementara Akbar pernah mengikuti Sayembara Perencanaan Bangunan Ramah Lingkungan se-Asia Tenggara, beberapa tahun lalu. Saat itu, rancangannya menjadi juara II dan berhak atas hadiah US$2.000.

“Ide seperti ini memang tidak lepas dari pengalaman-pengalaman sayembara sebelumnya. Kami memang senang mengikuti sayembara,” kata Yunanto.

Advertisement

Jika tim di Sudiroprajan punya pengalaman mengikuti sayembara, tidak demikian dengan anggota tim di Serengan. Ini adalah pengalaman pertama bagi Wahyudin bersama rekan-rekannya dan langsung mendapatkan apresiasi. Bukan hanya mendapatkan juara II, mereka mendapatkan dukungan penuh dari pihak kelurahan untuk mewujudkannya.

Semula realisasi penataan ini sempat diragukan oleh warga setempat. Itulah yang membuat tim perencana dan aparat kelurahan terpacu untuk mewujudkannya tanpa menunggu bantuan Pemkot untuk merealisasikannya.

“Sebenarnya respons masyarakat baik tapi mereka selalu tanya memangnya kapan realisasinya. Karena itu kami usahakan dulu sebelum pengumuman sayembara dilakukan,” kata Wahyudin.

Advertisement

Sebagai langkah pertama, mesin pengolah kompos yang sempat nganggur di Kantor Kelurahan Serengan dipindahkan ke bangunan kecil di sebelah TPS. Semua pihak di Serengan kini yakin penataan itu akan segera terwujud.

Hadiah yang didapatkan memang tidak banyak. Sebagai juara II, tim tersebut berhak atas uang Rp5 juta. Namun mereka mendapatkan hal yang lebih besar daripada nilai uang itu. “Ini juga bentuk praktik mata kuliah kami. Kami menggali potensi dan masalah kota, lalu membuat perencanaannya,” ujar Habibah, mahasiswi Perencanaan Wilayah Kota UNS semester VI yang masuk menjadi anggota tim pendamping di Serengan, Selasa (26/6) lalu.

Advertisement
Is Ariyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci : Wajah Kota Mengubah
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif