style
Langganan

Mengenal Sindrom Brugada, Gangguan Aritmia Jantung tanpa Keluhan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd Zerita Karimah  - Espos.id Lifestyle  -  Selasa, 26 Maret 2024 - 23:15 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi alat pemantau detak jantung. (Freepik)

Esposin, SOLO-Di Indonesia, jumlah pasien yang meninggal akibat kematian jantung mendadak diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa per tahun. Salah satu jenis yang muncul adalah Sindroma Brugada, gangguan aritmia yang terjadi pada pasien tanpa keluhan.

Sebagai penyumbang angka kematian terbesar di Indonesia, penyakit jantung memiliki beberapa jenis yang seringkali terjadi secara mendadak, tak terkecuali pada tubuh yang sehat. Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung (aritmia) yang berupa fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel yang cepat.

Advertisement

Menjadi penyumbang terbesar kematian jantung mendadak pada individu yang sehat (>20%) terutama di daerah Asia Tenggara, penderita akan mengalami impuls listrik pada sel di bilik kanan atas jantung hingga menyebabkan jantung mudah berdetak dengan cepat.

“Belum lama ini seorang laki-laki, usia 46 tahun, dirujuk dari Papua untuk dilakukan pemeriksaan jantung. Pasien relatif tanpa keluhan. Namun dari pemeriksaan elektrokardiografi [EKG], ditemukan gambaran gangguan aritmia yang disebut Sindrom Brugada. Penderita Sindrom Brugada memiliki cacat pada saluran ini dan menyebabkan jantung mudah berdetak dengan sangat cepat [fibrilasi ventrikel]. Akibatnya, irama jantung terganggu dan bisa berakibat fatal," ujar  konsultan aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital dr. Sunu Budhi Raharjo, SpJP(K), PhD, Selasa (26/3/2024).

Gejala yang timbul dari Sindrom Brugada tidak jauh berbeda dengan gangguan irama jantung lainnya, seperti rasa berdebar, pingsan, kejang sampai meninggal mendadak.

Advertisement

Agar semakin mengenal Sindrom Brugada ketahui lebih jelas penyebabnya.  Sampai saat ini penyebab sindrom Brugada belum jelas. Akan tetapi, faktor genetik dipercaya memberi kontribusi yang penting.

Sindrom Brugada termasuk dalam gangguan irama jantung. Setiap detak jantung akan dipicu oleh sinyal listrik yang dibuat pada sel khusus di bilik kanan atas pada jantung. Pada masing-masing sel terdapat saluran yang mengarah pada aktivitas listrik yang membuat jantung berdetak.

Pada sindrom Brugada, perubahan saluran ini membuat jantung berdetak lebih cepat sehingga memicu gangguan irama jantung yang berbahaya. Akibat gangguan irama jantung, jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk seluruh tubuh.

Advertisement

Dikutip dari halodoc.com pada Selasa (26/3/2024), ada beberapa penyebab yang membuat seseorang mengalami sindrom Brugada, seperti:

- Masalah struktural pada jantung. - Ketidakseimbangan bahan kimia yang membantu mengirim sinyal listrik ke seluruh tubuh. - Penggunaan jenis obat tertentu atau kokain.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif