“Waktu ada masalah, saya sering curhat ke teman. Jadi setelah mengantar anak-anak ke sekolah, saya kemudian pergi ke rumah teman. Saking serunya curhat sampai-sampai lupa waktu. Lupa jemput anak dari sekolah,” ujar Yeni Indrawati, Senin (16/9/2013).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Gara-gara dia lupa menjemput anak dari sekolah, ibu rumah tangga ini bercerita, sang guru berinisiatif membawa anaknya pulang. Jadinya heboh. Begitu sadar jam menjemput sudah tiba, Yeni buru-buru pergi ke sekolah anaknya. Yang membuatnya lemas, sekolah ternyata sudah sepi.
Setelah mencari ke mana-mana dan nyaris putus asa, barulah sang guru memberitahunya bahwa putranya aman di rumahnya. “Kalau diingat-ingat lagi sekarang, ya bisa tertawa. Tapi waktu dulu itu saya sungguh-sungguh lemas dan khawatir,” tandasnya.
Berkaca dari kejadian itu, Yeni pun sekarang lebih hati-hati ketika menghabiskan me time dengan bermain ke rumah teman. “Meski curhatnya asyik, saya selalu melihat jam. Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi. Setengah jam sebelum bel pulang, biasanya sesi curhat selalu saya sudahi dan bersiap menjemput anak sekolah,” terang dia.
Ya, curhat menjadi cara lain bagi wanita untuk mengurangi sedikit beban pikiran. Aktivitas ini memang identik dengan kaum Hawa. Berbagi pengalaman hingga saling minta masukan kepada teman memang menjadi kebiasaan kaum wanita. Tak terkecuali Saptawati.
“Curhat itu penting supaya masalah tidak dipendam sendiri. Meski ya harus dipilah-pilah masalahnya apa. Kan tidak semua bisa diceritakan,” ujar pemilik Bengkel AC Mobil Sentra Jaya Teknik tersebut.
Bagi Wati sapaan akrabnya, keberadaan teman wanita sangat penting supaya dirinya tidak stres sendiri. Bersama dengan para wanita itu, ibu dua orang anak ini mengaku bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan di mal, nyalon hingga makan bersama. “Yang terakhir ini kami malah bikin arisan. Anggotanya ibu-ibu rumah tangga yang anaknya bersekolah di SD Warga. Ada sepuluh orang anggotanya sekarang ini,” tuturnya.
Memiliki sahabat dan teman perempuan, bagi Wati membawa banyak keuntungan bagi dirinya. Selain tidak kesepian karena harus memendam masalah sendiri, sahabat wanita juga memahami persoalan dirinya. Karenanya meski sibuk dengan segudang aktivitas sosial maupun keluarga, bersenang-senang dengan teman-teman perempuan merupakan hal yang penting.
“Saat bersama dengan teman-teman, ya untuk sementara anak-anak dipegang suami. Harus berbagi lah. Masak ya anak harus ikut kita terus. Lagipula kalau ibunya segar, sehat dan tidak stres, anak-anak juga senang kan,” ujarnya. (Astrid Prihatini WD/JIBI/Solopos)