by Ria Sari Febrianti - Espos.id Lifestyle - Jumat, 12 Juni 2020 - 03:02 WIB
Esposin, SOLO– Makanan mahal atau mewah yang disajikan di restoran, tentu biasa disantap oleh kaum berduit. Mereka bahkan tak segan mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk menikmati sepiring kentang goreng.
Namun, tahukah Anda beberapa makanan mewah tersebut dulunya menjadi makanan orang miskin dan dianggap tidak layak disantap oleh kaum bangsawan?
Banyak makanan mewah meski dalam porsi yang sedikit, namun dibanderol dengan harga yang mahal. Selain itu, siapa sangka dulunya beberapa makanan mahal ini ternyata dianggap makanan tidak berkelas dan dijual murah.
Bahkan tidak jarang orang zaman dulu memandangnya sebelah mata, nah berikut beberapa diantaranya:
Bahkan tidak jarang orang zaman dulu memandangnya sebelah mata, nah berikut beberapa diantaranya:
Angka Reproduksi Covid-19 Soloraya Masih Di Atas 1, Apa Artinya?
Oleh karena itu lobster biasanya diberikan kepada orang miskin yang tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Selain itu, banyak petani yang membeli lobster untuk dijadikan pupuk untuk tanaman. Hingga kemudian ada seorang salesman yang licik dan menipu orang-orang untuk membeli lobster dengan harga tinggi.
Sebelum dikenal dengan kemewahannya, sushi merupakan makanan khas nelayan Jepang yang miskin. Sushi pada awalnya diciptakan sebagai cara untuk melestarikan ikan. Saat itu sushi disajikan dengan cara menutupi ikan dalam nasi yang difermentasi, tujuannya agar ikan tetap segar.
Namun, setelah Perang Dunia II harga sushi melambung tinggi. Ini karena koki sushi mulai menyajikannya menjadi potongan-potongan lebih kecil dan menggunakan ikan lebih halus untuk menarik perhatian pelancong dari luar negeri dengan kreasi mereka.
Suatu hari, sang ratu ingin mencoba hidangan sederhana, jadi juru masaknya membuat pizza dengan bahan-bahan yang menyerupai warna bendera Italia. Sang Ratu terkesan dengan hidangan itu, dan piza yang saat itu diberi nama Margherita tersebut menjadi hidangan khas Italia dan terkenal hingga ke seluruh dunia.
Kemudian pada abad ke-16, hidangan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari menu Italia. Singkatnya tidak ada satu pun perjamuan yang terlaksana tanpa olahan pasta. Lambat laun beberapa pengusaha mendirikan pabrik pasta, hidangan itu kemudian naik derajat dan diakui menjadi makanan kelas bangsawan.
1 Lagi Pegawai Pemkot Solo Reaktif Rapid Test Covid-19, Total Jadi 8 Orang
Namun saat ini, keju Livarot diproduksi dalam jumlah terbatas, dan hampir tidak mungkin ditemukan di rak-rak supermarket. Beberapa restoran kelas atas menyajikan hidangan mewah ini hanya kalau disertai dengan anggur Prancis berkualitas tinggi.
Menurut undang-undang UE dan aturan Prancis yang mengatur negara asal produk, keju jenis ini tidak dapat diproduksi di luar wilayah Livarot.