by Newswire - Espos.id Lifestyle - Selasa, 9 Juli 2024 - 17:53 WIB
Esposin, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut lulusan Universitas Padjajaran, dr. Kiki Novito Sp.OT(K), mengatakan seseorang yang merasakan lutut yang kaku saat bangun tidur harus mewaspadai tanda adanya pengapuran sendi, khususnya bagi kelompok usia 45-50 tahun.
“Usia di atas 45-50 tahun kalau bangun tidur enggak bisa langsung berdiri, pas mau gerak lututnya kaku enggak bisa langsung ditekuk, dia butuh sekian menit pelan-pelan baru bisa jalan, jadi hati-hati,” kata Kiki saat ditemui media pada peresmian alat pembantu operasi sendi lutut di Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Kiki mengatakan kakunya lutut dikarenakan telah terjadi peningkatan derajat pengapuran sendi yang dapat dinilai dari angka 0-4. Pada derajat 0, dapat dipastikan lutut dalam keadaan sehat. Pada derajat 1-2 bisa terlihat dari kebiasaan saat bangun tidur yang tidak bisa langsung menekuk lutut.
Pada derajat selanjutnya rasa sakit dan kaku pada lutut akan berangsur menghilang. Namun sendi akan terasa sakit jika dipakai berjalan jauh. Dan pada tahapan derajat empat adalah yang paling berat, karena tulang paha dan tulang kering yang sudah bertemu dan tidak ada tulang rawan.
Untuk menghindari peningkatan derajat pengapuran sendi, Kiki menyarankan untuk melakukan banyak aktivitas yang memperkuat otot sendi dengan berolahraga jalan dan angkat beban. Hal itu penting dilakukan agar cairan sendi dapat merata dan pergerakan lebih fleksibel.
“Caranya melakukan gerakan aktivitas yang memperkuat otot sendi, agar cairan sendi merata harus ada gerakan, olahraga 30 menit sepekan 3-4 kali. Olahraganya bisa jalan, jogging, sepedaan, gym main beban,” katanya sebagaimana dilansir Antara.
Presiden Indonesian Hip and Knee Society ini mengatakan gaya hidup dengan melakukan aktivitas olahraga yang menguatkan otot sendi bisa dilakukan sedari muda. Sebab, saat seseorang memasuki usia 35 tahun, massa otot sudah mulai berkurang.
Jika tidak melakukan latihan fisik dan olahraga akan terjadi pengapuran yang lebih berat, karena massa otot juga berkurang.
Aktivitas fisik juga diperlukan untuk menjaga berat badan agar tidak membebani sendi, terlebih bagi yang mengalami pengapuran karena genetik atau keturunan.
“Karena tidak semua orang gemuk bisa pengapuran dan tidak semua pengapuran adalah orang gemuk. Pasien kurus banyak karena lebih ke genetik, kalau mager massa otot berkurang membuat kekuatan fisiknya berkurang,” kata Kiki.