style
Langganan

Literasi Halal untuk Masyarakat Dunia - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Damar Sri Prakoso Renaldi Sahrul. F  - Espos.id Lifestyle  -  Jumat, 10 Desember 2021 - 09:54 WIB

ESPOS.ID - Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Kemenag, Ahmad Umar, menyampaikan literasi halal pada acara public lecture di UIN Raden Mas Said Surakarta, Jumat (3/12/2021).

Esposin, SOLO -- Pesatnya perkembangan hidup seacara sosiologis akan berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan hidup.

Seperti yang diketahui Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, kebutuhan produk halal tentu tidak bisa dinafikan oleh bangsa Indonesia.

Advertisement

Bukan berarti halal tidak menjadi kebutuhan negara-negara lain di dunia. Halal tidak ditujukan hanya untuk umat Islam tapi halal ditujukan untuk umat manusia.

“Generasi yang kuat lahir dari konsumsi produk halal. Siapa yang makan makanan halal pasti terjamin kesehatannya. Kuat dalam hal ini adalah kuat akal dan karakternya,” ujar Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Kemenag, Ahmad Umar, pada public lecture bertema Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia yang diselenggarakan BPJPH dan Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara, Jumat (3/12/2021), di UIN Raden Mas Said Surakarta.

Advertisement

“Generasi yang kuat lahir dari konsumsi produk halal. Siapa yang makan makanan halal pasti terjamin kesehatannya. Kuat dalam hal ini adalah kuat akal dan karakternya,” ujar Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Kemenag, Ahmad Umar, pada public lecture bertema Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia yang diselenggarakan BPJPH dan Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara, Jumat (3/12/2021), di UIN Raden Mas Said Surakarta.

Selain public lecture, pada kesempatan tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba literasi halal, yakni lomba Tiktok, desain twibon dan poster. BPJPH dan PPM juga akan menggelar lomba film pendek dan lomba pidato untuk semakin menguatkan literasi halal.

“Inti dari literasi halal adalah untuk mengedukasi masyarakat. Kami ingin menumbuhkan kesadaran halal. Literasi halal menyasar dua kelompok, yaitu produsen dan konsumen. Literasi untuk konsumen, tentu agar konsumen bisa memilih dan memilah mana produk halal dan mana yang nonhalal. Adapun literasi halal untuk produsen, dimaksudkan agar produsen bertanggung jawab menghadirkan produk yang sudah terjamin kehalalannya. Bila tercipta demikian, untuk menemukan makanan yang sehat, halal, dan berkah sangatlah mudah. Dengan itu, masyarakat terjamin terlindungi, aman dan nyaman,” lanjut Umar.

Advertisement

Sinergi antara Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan lembaga pendidikan seperti universitas juga perlu terus dikuatkan. Ia juga menyebut saat ini gaya hidup halal semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Pemerintah, dalam hal ini Kemenag, punya peran penting untuk terus mengedukasi masyarakat.

“BPJPH dan PPM PIN menggelar lomba-lomba yang menyasar anak muda karena sesungguhnya anak-anak muda ini adalah masa depan bangsa. Kelak, di tangan mereka maju mundurnya bangsa ini. Kita ingin mereka menjadi generasi yang cerdas,” kata Halim.

Halalan thayiban harus menjadi prinsip manusia. Secara umum, manusia ingin hidupnya sehat. Thayib artinya bermutu dan tidak membahayakan kesehatan karena sejelek-jeleknya orang ingin generasi selanjutnya menjadi baik.

Advertisement

Halal mengandung makna sehat dan bersih. Bersih saja belum tentu halal tetapi halal sudah tentu bersih. Dalam public lecture itu mengemuka tren yang sedang terjadi. Orang ingin sehat dengan mengonsumsi makanan halal karena semua orang butuh sehat hidupnya. Tujuannya agar tidak menjadi generasi yang lemah dan menjadi generasi yang kuat secara mental, akal, karakter dan sehat jasmani rohani.

Beberapa orang yang memiliki usaha makanan dan minuman juga sudah banyak yang memverifikasi produknya dengan label halal. Hal itu berdampak positif pada meningkatnya produksi. Ekonomi pun menjadi bangkit dengan fondasi yang dibangun dengan kejujuran dan kepercayaan menjadi kuncinya.

“Maka dari itu ada dua hal penting untuk edukasi literasi halal yaitu pada edukasi literasi konsumen, dan edukasi literasi pada produsen. Dimulai dari bangku pelajar inilah untuk menanamkan cinta produk halal,” imbuh Umar.

Advertisement

Di seluruh Indonesia hanya 5% yang baru terverifikasi halal. Karena itu literasi dan edukasi halal penting dilakukan. Sertifikasi halal lahir karena banyak orang yang berperilaku tidak baik. Pemerintah kemudian hadir dengan peraturan dan undang-undang tentang verifikasi produk dengan label halal. Tujuannya agar masyarakat terlindungi, aman dan tidak direpotkan. Lembaga halal mengedepankan pembinaan agar menjadi negara yang gemah ripah lohjinawi.

“Untuk target sampai tahun 2024, makanan dan minuman harus sudah terverifikasi halal,” ujar Umar.

Semua makanan dan minuman dari luar negeri juga harus terverifikasi halal dan yang memverifikasi adalah lembaga halal Indonesia. Pada periode 2022-2023, lembaga fokus melakukan pendirian LBH dengan melakukan pendampingan pada UMKM.

“Progam halal Indonesia untuk masyarakat dunia bukan sekedar slogan saja ini harus bisa tercapai,” imbuh Umar.

Progam literasi halal diharapkan akan menumbuhkan kesadaran bersama agar halal bukan sekadar berorientasi pada pemenuhan ekonomi, tetapi juga menyiapkan masa depan diri dan bangsa menjadi lebih baik.

Karena selain dapat memenuhi kebutuhan asasi, halal juga berorientasi menjadikan hidup lebih sehat dan lebih berkah sehingga lahir prinsip hidup halalan thayiban.

Advertisement
Damar Sri Prakoso - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif