by Septina Arifiani Jibi Solopos.com - Espos.id Lifestyle - Senin, 9 November 2015 - 18:10 WIB
ESPOS.ID - Peter Filak (odditycentral.com)
Kisah unik seorang pria AS mampu bertahan hidup tanpa minum.
Esposin, SOLO – Semua makhluk hidup membutuhkan air. Tapi, pria asal Amerika Serikat (AS) justru ingin membuktikan sebaliknya. Ia mengklaim mampu bertahan hidup kendati tak minum selama tiga tahun.
Diungkapkan oleh Filak, ia terakhir minum sekitar tiga tahun lalu tepatnya 5 Mei 2012. Awalnya ia memang mengalami kesulitan yang membuatnya terpaksa meminum soda dan susu cokelat. Tapi, karena keinginannya sangat kuat, ia pun berhasil mengendalikan rasa hausnya.
Filak mengaku hanya mengadalkan buah dan sayuran untuk menutrisi badannya. Buah dan sayuran mentah menjadi andalannya bisa hidup hingga sekarang tanpa minum.
“Aku diet dengan makan buah dan sayuran mentah. Aku akan bangun dua sampai tiga kali tiap malam untuk buang air kecil. Jadi itu tidak masuk akal untukku. Itu membuktikan aku tak butuh air,” kata Filak sebagaimana dilansir odditycentral.com, Jumat (9/11/2015).
Lelaki berusia 26 tahun itu mengatakan tak ingin minum air lagi lantaran ia tak mau mencemari tubuhnya dengan klorin dan florida yang biasa digunakan untuk penjernih air. Dia percaya mampu hidup hingga 150 tahun tanpa minum dan diet hanya konsumsi sayuran dan buah mentah. Peter juga mengatakan diet itu membuatnya tidak berkeringat sehingga tidak mengeluarkan bau tidak sedap.
“Aku selalu diejek dan diragukan oleh orang-orang, namun aku selalu menjawab “coba saja sendiri”. Aku tidak memaksa orang mengikuti perspektifku, aku lebih baik melihat orang lain mengerti sendiri tentang hal ini,” tambahnya.
Kendati Filak sudah membuktikannya, sangat sedikit orang yang setuju dengan cara diet tersebut, terutama para ahli gizi.
"Dehidrasi adalah masalah yang sangat serius. Air mengandung florida yang penting untuk kesehatan gigi, juga membersihkan langit-langit mulut, penting untuk tubuh dan membantu kerja ginjal. Saya dapat menjabarkan 20 fungsi utama dari cairan," tanggap Lisa Sasson, ahli gizi klinis di Universitas New York, AS.
odditycentral.com, Jumat (9/11/2015).