Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kabarnya, Kyai Kasanuriman pernah mengajak RM Said bertapa saat singgah dalam perjalanan perjuangannya melawan tentara Belanda di dusun tersebut. Namun, pertemuan antara RM Said dengan Rubiyah tidak semudah yang dibayangkan orang.
Sebagaimana dituturkan oleh Ketua Paguyuban Sendang Siwani yang juga pengurus Himpunan Keluarga Mangkunegaran (HKMN) Selogiri, Yudo Yuwono, pertemuan RM Said dan Rubiyah kali pertama terjadi pada acara pertunjukan wayang di Kampung Bantengan di timur Gunung Wijil, tak jauh di sebelah utara Dusun Puh Kuning. Kampung Bantengan sekarang masuk wilayah Kelurahan Kaliancar.
Cerita tersebut dibenarkan oleh Supardi, 80, yang sehari-hari bekerja sebagai juru kunci objek wisata Sendang Siwani. Ditemui di kediamannya, Jumat, laki-laki yang akrab disapa Mbah Pardi ini menuturkan cerita serupa. "Setelah menemukan bahwa perempuan cantik itu ternyata adalah puteri Kyai Kasanuriman, RM Said kemudian meminta izin menikahinya. Setelah menikah, digantilah nama perempuan yang tadinya Rubiyah itu menjadi Raden Ayu Patah Ati, dan dusun tempatnya tinggal diganti menjadi Dusun Matah," kata Supardi.
Dalam bahasa Jawa, Patah Ati memiliki makna "sesuatu yang mampu menyenangkan hati." Hingga saat ini, RM Said maupun Raden Ayu Patah Ati dihormati oleh penduduk setempat dan Kabupaten Wonogiri pada umumnya sebagai tokoh pendiri Wonogiri. Makam Raden Ayu Patah Ati yang ada di Gunung Wijil dan makam ayahnya yang ada di Dusun Karangtengah, Desa Jaten, Selogiri, menjadi salah satu tempat ziarah berbagai kalangan masyarakat.
"Dua makam itu biasanya selalu ramai pada malam Jumat dan Selasa Kliwon. Wilayah Selogiri ini memang menyimpan banyak petilasan. Ada yang berwujud benda dan ada pula yang berupa tempat. Hampir semuanya berhubungan dengan masa-masa perjuangan RM Said melawan penjajahan Belanda," ujar Supardi.
shs
Petunjuk arah menuju Singodutan, Selogiri, Wonogiri:
Lihat Peta Lebih Besar