Esposin, SOLO – Umat Islam akan memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW pada Sabtu (18/2/2023) mendatang. Berdasarkan kalender hijriah, kisah Isra Mikraj terjadi pada 27 Rajab.
Berdasarkan penjelasan di laman resmi milik Nahdlatul Ulama (NU), Isra berarti perjalanan di malam hari, sedangkan mikraj berarti tangga naik ke atas. Secara istilah, isra berarti perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dan mikraj berarti perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kisah Isra Mikraj disebut sebagai peristiwa yang sangat agung karena Nabi Muhammad SAW memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan untuk mengemban tugas sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pengetahuan dan pengalaman yang paling berharga dalam peristiwa tersebut adalah berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Disebutkan pada laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), perintah salat lima waktu dari Allah SWT untuk umat Islam juga terjadi pada peristiwa Isra Mikraj.
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," begitu bunyi ayat pertama pada Al-Qur'an Surat Al-Isra.
Menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur al-Yaqin fi Sirat Sayyidil Mursalin, kisah Isra Mikraj merupakan bentuk tasliyah atau hiburan dari Allah SWT kepada Kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW, karena ditinggal dua orang tercintanya, yaitu sang istri Khadijah dan sang paman Abu Thalib Sang Paman.
Kisah Isra Mikraj terjadi tahun ke–11 dari kenabian atau saat Nabi Muhammad SAW berusia 51 tahun.
Perjalanan
Saat Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW berangkat dari Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsha menggunakan Buraq. Sesampainya di Masjid Al-Aqsha, Rasulullah mendirikan salat dua rakaat bersama seluruh nabi dan rasul terdahulu beserta malaikat-malaikat yang.Ketika salat selesai, Nabi Muhammad SAW diajak Malaikat Jibril untuk naik ke langit pertama dan disambut manusia pertama, Nabi Adam AS. Sampai di langit kedua, Rasulullah disambut Nabi Yahya AS serta Nabi Isa AS.
Di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW disambut Nabi Yusuf AS. Selanjutnya di langit keempat, Rasulullah disambut manusia pertama yang menulis menggunakan pena dan menjahit pakaian, yaitu Nabi Idris AS.
Saat tiba di langit kelima, Rasulullah disambut Nabi Harun AS dan saat di langit keenam disambut Nabi Musa AS.
Setibanya di langit tujuh, Nabi Muhammad SAW disambut Nabi Ibrahim AS yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, suatu tempat di langit ketujuh yang setiap harinya dimasuki 70.000 malaikat.
Kisa Isra Mikraj berlanjut saat Nabi Muhammad SAW ingin naik satu tingkatan langit lagi, namun Malaikat Jibril tidak bisa mengantarkan lebih dari batasan itu karena bisa terbakar oleh nur atau cahaya Allah SWT yang sangat terang.
Lalu, naiklah Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha dan di sanalah Allah SWT mewajibkan salat 50 waktu dalam sehari semalam kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Ketika Nabi Muhammad baru turun sampai di langit keenam bertemulah dengan Nabi Musa yang meminta agar perintah salat lebih diringankan karena Nabi Musa menilai umat Nabi Muhammad tidak akan sanggup mendirikan salat 50 waktu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW menemui Allah SWT untuk meminta keringanan sampai berkali-kali sehingga salat 50 waktu berubah menjadi lima waktu dalam sehari semalam.
Ketika telah selesai menerima perintah salat, Nabi Muhammad SAW kembali menunggangi Buraq untuk pulang ke Makkah diantar Malaikat Jibril.
Kisah Isra Mikraj sebenarnya sangat kompleks dan banyak peristiwa yang terjadi di dalamnya. Laman NU menyebut seluruh peristiwa Nabi Muhammad SAW pada Isra Mikraj memuat tanda-tanda keagungan Allah SWT serta kekuasaan dan kasih sayang-Nya terhadap semua makhluk.