by Newswire - Espos.id Lifestyle - Rabu, 24 Januari 2024 - 19:11 WIB
Esposin, SOLO-Menyambut Hari Gizi Nasional pada 25 Januari, dokter gizi dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, Sp.GK membagikan lima fakta dan mitos seputar makan sehat dan bergizi serta penerapan pola hidup yang lebih sehat bagi masyarakat. Untuk menjaga kesehatan tubuh, simak ulasannya di tips diet sehat kali ini.
Pola makan yang sehat mencakup semua unsur gizi yang seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Di sisi lain, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jika seseorang mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuhnya, hal ini akan berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, arthritis, batu empedu, dan penyakit lainnya.
“Gizi seimbang menjadi hal paling penting dalam menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, selain karbohidrat sebagai sumber energi utama, tubuh juga membutuhkan sumber zat pembangun dan pengatur lainnya yang bisa didapat dari protein nabati dan hewani,” kata Putri dikutip dari Antara pada Rabu (24/1/2024).
“Keduanya juga mengandung lemak yang penting bagi tubuh asalkan dikonsumsi sesuai kebutuhan,” katanya.
“Keduanya juga mengandung lemak yang penting bagi tubuh asalkan dikonsumsi sesuai kebutuhan,” katanya.
Berikut ini lima fakta dan mitos seputar makan sehat berdasarkan saran dari dokter gizi:
Seseorang yang sedang menurunkan berat badan disarankan untuk makan malam 2 jam sampai 3 jam sebelum waktu tidur untuk menghindari risiko asam lambung naik. Ketika lapar saat malam hari, dokter menyarankan untuk memakan buah-buahan, seperti blueberry yang mengandung zat antioksidan.
Mitos dan fakta pola makan sehat berikutnya menyangkut mindful eating. Mengurangi porsi makan berlebihan hingga menghindari makanan tertentu demi menurunkan berat badan justru tidak baik. Lebih baik, terapkan mindful eating karena tidak ada makanan yang terlalu baik maupun jahat.
“Mindful didasarkan pada kesadaran penuh seseorang saat makan. Misalnya, memperhatikan apa saja yang dimakan, besarnya porsi makanan, mengetahui kapan saat lapar dan saat kenyang,” kata Putri.
Masyarakat dapat mengikuti anjuran Kemenkes dengan membagi piring menjadi tiga bagian, yaitu setengah isi piring diisi oleh sayuran dan buah, sepertiga isi piring diisi oleh protein hewani (ikan, ayam, daging atau telur) sebanyak 75 gram, dan protein nabati (tempe, tahu atau kacang-kacangan) sebanyak 100 gram, serta dua pertiga atau 150 gram lainnya diisi dengan sumber karbohidrat (nasi, kentang atau jagung).
Biasanya, dokter gizi atau ahli gizi dapat mengatur pola diet berdasarkan kondisi tubuh pasien agar kebutuhan makronutrien, seperti vitamin dan mineral tetap dapat terpenuhi.
“Mengingat diet tidak boleh trial and error. Selain menerapkan diet sehat yang telah dianjurkan oleh dokter gizi atau ahli gizi, penting sekali untuk melengkapi gaya hidup sehat dengan berolahraga,” kata Putri.
World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan untuk berolahraga selama 150 menit tiap pekan untuk menguatkan massa otot. Pilihlah jenis olahraga kardio dengan intensitas sedang yang seimbang seperti jalan cepat, renang, atau jogging. Untuk penguatan otot, lakukan olahraga seperti push up, plank, dan sit up.
Oleh karena itu, hal terpenting yang dilakukan bukan hanya dapat makan apa saja, tetapi pemenuhan asupan karbohidrat, protein dan lemak, serta vitamin mineral dengan komposisi seimbang yang dibutuhkan tubuh pada waktu jendela makan.
Lakukan konsultasi dengan dokter gizi atau ahli gizi agar intermittent fasting dapat berjalan dengan optimal. Tujuan dari intermittent fasting adalah mengurangi massa lemak tubuh, bukan hanya menurunkan berat badan.
Jika massa otot ikut menurun, maka seseorang dapat lebih mudah sakit, mudah lelah, rambut rontok, sehingga efek produktivitas menurun.
“Sebetulnya yang dibutuhkan bukan hanya penurunan berat badan, tetapi juga penurunan massa lemak, sehingga penting untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Pastikan memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan setiap individu,” ujar Putri.