by Pamuji Tri Nastiti - Espos.id Lifestyle - Selasa, 28 Agustus 2012 - 10:02 WIB
Selain gigi susu yang terakhir tumbuh menjelang usia remaja, biasanya seseorang juga memiliki gigi geraham bungsu. Gigi yang tumbuh antara usia 18 hingga 23 tahun itu kadang memicu rasa sakit ketika akan tumbuh.
Jika pertumbannya tidak sempurna, geraham bungsu ini akan menekan saraf bahkan menyebabkan telinga berdengung. Tumbuhnya gerahan bungsu menyebabkan struktur gigi awal berubah.
Hanya, pertumbuhan geraham bungsu tidak menjadi masalah jika ruang pada rahang masih memungkinkan didesak. “Bayak masalah timbul, saat geraham bugsu mau tumbuh ruangnya sempat akhirnya mengganggu kesehatan,” jelas dokter ortodentis, Suparwiti, di Sekip, Jogja, Senin (27/8).
Gangguan yang dimaksud yakni jika geraham tetap tumbuh, posisi tumbuh menjadi tidak wajar misalnya menyamping yang akan mendesak geraham di sebelahnya. Karena terdesak seringkali menyebabkan sakit kepala yang amat sangat dan kaku di pundak. “Kalau tumbuhya ke dalam bisa merusak akar geraham di sampingnya,” lanjut Suparwiti.
Dengan ruang di rongga yang sempit, geraham bungsu bisa juga tumbuh vertikal tetapi ke bawah yang berarti akan merusak jaringan gigi dan tulang lunak pada rahang. Karena itu, pertumbuhan geraham bungsu perlu mendapatkan perhatian sebelum terlanjur dan menimbulkan banyak keluhan.
Permasalahan tumbuhnya geraham bungsu tidak hanya pada pola tumbuhnya yang tidak wajar. Tetapi juga terkait dengan rasa sakit yang tumbuh pada bagian tubuh lain. Selain pusing yang tidak diketahui sumbernya, pertumbuhan abnormal geraham kadang memengaruhi leher, mata, dan telinga.
“Saya hampir putus asa, dua minggu saya pikir migrain ternyata karena geraham bungsu tumbuh. Telinga saya sering berdengung dan agak budeg,” kata Bramantyo, warga Golo, Umbulharjo, Jogja, kepada Harian Jogja Express, Senin (27/8).
Merasakan sakit kepala dan gangguan pendengaran saja belum cukup. Bramantyo berkisah, selama itu pula ia merasakan lehernya kaku pegal dan mata rasanya ketarik hingga kadang berair.
Dampak sakit di beberapa bagian itu dirasakan ketika geraham bungsu di sisi kanan dan kiri bawah secara bersamaan akan tumbuh. Setelah mengetahui akar masalah gangguan kesehatan itu, Bramantyo rontgen gigi dan mendapati ruang di rongga mulutnya tidak cukup untuk pertumbuhan gigi.
Setelah memeriksakan ke dokter spesialis, ia menjalani operasi bedah gigi dan mengangkat dua geraham yang akan tumbuh. “Katanya kalau tidak dibedah justru menekan saraf dan dampaknya semakin banyak rasa sakit,” ujarnya.
Disarankan juga, katanya, untuk mengantisipasi hal serupa segera lakukan pemotretan pada strutur gigi. Jika dokter melihat ada kemungkinan geraham bungsu tumbuh dengan ruang sempit maka penanganan akan dilakukan lebih dini sehingga dampak sakit seperti yang ia rsakan akan tidak dialami.