style
Langganan

Kenapa Berhenti Merokok Gampang Emosi? Ini Penjelasannya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd  - Espos.id Lifestyle  -  Senin, 2 Oktober 2023 - 19:23 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pria marah-marah. (Freepik.com)

Esposin, SOLO-Berhenti dari budaya merokok apalagi jika sudah berlangsung bertahun-tahun memang bukan perkara mudah, tak sedikit mengalami gangguan psikologis berupa gampang emosi hingga mengalami gangguan kecemasan. Alhasil banyak yang akhirnya menyerah. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Sebagaimana diketahui kebiasaan merokok ini memiliki akibat negatif terhadap tubuh. Bisa jadi banyak yang menyadari risiko tersebut, namun bukan perkara mudah untuk memutuskan tidak lagi mengisap tembakau.

Advertisement

Nikotin pada rokok jadi biang perkaranya. Zat kimia satu ini menyebabkan seseorang jadi sangat kecanduan. Dan, ketika tubuh tak lagi mendapatkannya maka akan berdampak tak hanya secara fisik tapi juga psikologis.

Tiga gejala psikologis ini akan terjadi pada seseorang yang berhenti merokok, termasuk gampang emosi. Ketiga gejala psikologis itu antara lain depresi. Kamu bakal merasa pikiran buntu, dan bingung tanpa sebab.  Hal ini, seperti dikutip dari Health Me Up, Senin (2/10/2023), akan dialami selama sekitar 3 hingga 4 hari. Karena itu, sangat penting berada di lingkungan yang mendukung Anda untuk berhenti merokok. Sebaiknya, Anda berkumpul dengan teman yang bukan perokok.

Kondisi psikologis berikutnya yaitu bosan. Dalam kondisi tak ada kegiatan dan bosan, rokok biasanya jadi pelampiasan. Bisa hanya menonton televisi dan duduk berjam-jam ditemani sebungkus rokok. Karena itu, segera cara kegiatan lain yang membuat Anda sibuk. Lakukan saja hobi Anda atau pergi ke tempat seru yang tak memungkinkan kamu mengisap tembakau.

Advertisement

Kondisi psikologis berikutnya saat memutuskan berhenti merokok adalah gampang emosi atau mudah marah. Dengan menahan keinginan untuk merokok yang sangat besar, lalu depresi, emosi pun bisa dengan mudah terpancing. Jangan heran kalau orang yang dalam tahap berhenti merokok jadi mudah marah dan tersinggung. Kondisi ini bisa terjadi selama tiga hari. Saat Anda dalam proses ini, tarik dan buang napas secara perlahan sambil hitung hingga 10. Cara ini bisa menurunkan emosi.

Lalu mengapa semua itu bisa terjadi? Dikutip dari CDC, Senin (2/10/2023), nikotin adalah obat adiktif utama dalam tembakau yang membuat berhenti merokok menjadi sangat sulit. Rokok dirancang untuk mengantarkan nikotin dengan cepat ke otak Anda.

Di dalam otak Anda, nikotin memicu pelepasan bahan kimia yang membuat Anda merasa nyaman. Saat nikotin menstimulasi bagian otak Anda berulang kali, otak Anda akan terbiasa dengan nikotin.  Seiring waktu, nikotin mengubah cara kerja otak Anda dan membuat Anda merasa membutuhkan nikotin hanya untuk merasa baik-baik saja.

Advertisement

Saat Anda berhenti merokok, otak Anda menjadi mudah emosi dan tersinggung. Akibatnya, Anda mungkin merasa cemas atau kesal. Anda mungkin sulit berkonsentrasi atau tidur, memiliki keinginan yang kuat untuk merokok, atau merasa tidak nyaman secara umum. Perasaan ini disebut penarikan diri. Kondisi ini akan membaik beberapa minggu setelah berhenti merokok karena otak Anda sudah terbiasa tidak mengonsumsi nikotin.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif