Esposin, SOLO — Penyakit refluks gastroesofageal atau gastroesophageal reflux disease (Gerd) adalah kondisi yang terjadi akibat refluks isi lambung ke dalam esofagus, orofaring, dan/atau saluran pernapasan menyebabkan gejala yang mengganggu dan/atau komplikasi.
Gerd merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada praktik sehari-rari bahkan di layanan kesehatan primer. Gerd menyebabkan penurunan kualitas idup serta memperlihatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas ada pasien yang telah memiliki komplikasi
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Faktor risiko terjadinya Gerd antara lain gangguan mekanik pada esophagogastric junction (EGJ) seperti hernia hiatal, obesitas, dan TLESRs, serta merokok. Faktor makanan/ diet (seperti makanan tinggi lemak, minuman bersoda, kopi, cokelat, makanan pedas, asam, dan konsumsi alkohol) serta faktor psikologis adalah faktor-faktor yang memicu/berhubungan dengan gejala refluks.
Faktor Risiko Gerd
Hubungan KuatRiwayat keluarga heartburn atau GERD (3 kali lipat berisiko mengalami gejala yang serupa) Peningkatan risiko sesuai dengan usia Hernia hiatal (penurunan fungsi dari gastroesophageal junction dan gangguan bersihan esofagus)
Hubungan Lemah
Obat-obatan yang mengurangi tonus LES (nitrat, penyekat kanal kalsium, agonis alfa/beta, teofilin, antikolinergik) Stres psikologis Asma (Gerd asimtomatik banyak ditemukan pada penderita asma yang tidak terkontrol)
Tanda-Tanda Mengalami Gerd
1. Gejala klasik (tipikal) dari Gerd adalah heartburn (rasa terbakar di dada yang terkadang disertai rasa nyeri dan perih) serta regurgitasi (rasa asam atau pahit di lidah). 2. Gejala dan tanda bahaya (alarm symptoms) Gerd, antara lain disfagia (sulit menelan), odinofagia (nyeri saat menelan), gejala bronkial berulang dan pneumonia aspirasi, disfonia (suara serak), batuk berulang atau batuk persisten, perdarahan saluran cerna, mual dan/atau muntah sering, nyeri persisten, anemia defisiensi zat besi, penurunan berat badan tidak disengaja dan bersifat progresif, limfadenopati, massa pada regio epigastrik, gejala atipikal yang muncul pertama kali pada usia 45-55 tahun, serta riwayat keluarga adenokarsinoma esofagus atau gasterCara Mengatasi Gerd/Asam Lambung Naik
1. Farmakologisa. Penghambat Pompa Proton (PPI). b. Antagonis Reseptor Histamin-2 (H2RA). c. Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB) d. Baclofen. e. Prokinetik. f. Sukralfat.. g. Alginat. h. Rebamipide
2. Non Farmakologis
a. Menurunkan berat badan direkomendasikan untuk perbaikan gejala Gerd pada pasien dengan status gizi berlebih atau obesitas. b. Penderita GERD harus menghindari makanan yang berpotensi memicu dari gejala refluks seperti kopi, cokelat, minuman bersoda, makanan pedas dan asam seperti jeruk dan tomat, serta makanan dengan kandungan lemak tinggi. c. Posisi kepala yang lebih tinggi pada saat tidur dan menghindari konsumsi makanan dalam 3 jam sebelum tidur direkomendasikan untuk mengurangi gejala Gerd di malam hari. d. Penderita Gerd disarankan menghindari merokok dan konsumsi alkohol. e. Penderita Gerd disarankan memanajemen stress dengan baik
3. Tata laksana Mekanikal Endoskopi dan Pembedahan Antirefluks.
Artikel ini ditulis oleh dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, Internist di Klinik Utama Kasih Ibu Sehati, Solo