style
Langganan

Kenali Gejala Leptospirosis, Penyakit yang Sudah Merenggut Nyawa di Boyolali - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Astrid Prihatini Wd  - Espos.id Lifestyle  -  Selasa, 26 Maret 2024 - 20:35 WIB

ESPOS.ID - Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang menyebar dari air kencing tikus. (Ilustrasi/Freepik)

Esposin, SOLO-Kenali gejala dan pencegahan leptospirosis agar kejadian di Nogosari Boyolali tidak terulang. Untuk menjaga kesehatan tubuh, simak ulasannya di info sehat ini.

Sebagaimana diketahui seorang pria asal Nogosari, Boyolali, meninggal karena penyakit zoonosis yang menyebar dari air kencing tikus ini, Kamis (21/3/2024).  Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, membenarkan adanya kasus tersebut. Ia menyebut pria tersebut berinisial KS, 57, warga Desa Jeron, Kecamatan Nogosari.

Advertisement

“Untuk kasus leptospirosis pada 2024 ini ada dua dengan satu kematian. Pada 2023 ada 15 kasus dengan empat kematian. Sebelumnya, pada 2022 ada 17 kasus dengan tiga kematian,” terang Puji kepada Esposin, Minggu (24/3/2024).

Sebelum tahu gejalanya, ketahui dulu leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama beberapa tahun di ginjal ginjal. Beberapa hewan yang dapat menyebarkan bakteri Leptospira adalah:

Advertisement

Sebelum tahu gejalanya, ketahui dulu leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama beberapa tahun di ginjal ginjal. Beberapa hewan yang dapat menyebarkan bakteri Leptospira adalah:

- Anjing - Babi - Kuda - Sapi - Tikus

Dikutip dari alodokter.com pada Selasa (26/3/2024), bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah. Di air dan tanah, bakteri ini dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.

Advertisement

- Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri - Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri - Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri

Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.

Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun, pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini bisa muncul 1–2 pekan setelah terpapar bakteri Leptospira.

Advertisement

Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap penderita dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah.

Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain:

- Demam tinggi dan menggigil - Sakit kepala - Mual, muntah, dan tidak nafsu makan - Diare - Mata merah - Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah - Sakit perut - Bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan

Advertisement

Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.  Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami gejala-gejala leptospirosis yang lebih parah, seperti:

- Penyakit kuning - Sulit buang air kecil - Tangan dan kaki bengkak - Nyeri dada - Sesak napas - Batuk berdarah

Jika Anda terdiagnosis menderita leptospirosis, lakukan kontrol secara rutin selama pengobatan. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi penyakit dan keberhasilan terapi yang diberikan

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif