by Astrid Prihatini Wd - Espos.id Lifestyle - Minggu, 9 Oktober 2022 - 20:35 WIB
Esposin, SOLO-Pelecehan seksual bisa saja terjadi pada sesama jenis seperti kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan Presiden BEM SV UNS Solo berinisial AYA, kenali dampaknya pada korban. Sebagaimana diketahui kasus itu menjadi viral setelah diunggah pengguna akun Twitter, @promaagbos, Jumat (7/10/2022).
Pengguna akun tersebut dalam posisi sebagai saksi yang telah mendapatkan persetujuan dari para korban untuk mengunggah cerita kejadian tersebut. Ada tiga korban dugaan pelecehan seksual oleh Presbem SV UNS Solo yang bersedia ceritanya diangkat. Mereka disebutkan tidak hanya mengalami pelecehan seksual secara fisik tapi juga dugaan fitnah dan pencemaran nama baik. Pelaku diketahui menyebarkan kebohongan dan memanipulasi cerita tentang para korban.
Kepada teman-temannya, pelaku diduga bercerita bahwa ia memiliki hubungan sesama jenis dengan para korban dan bahwa mereka telah melakukan perbuatan yang tidak-tidak atas dasar suka sama suka. Dalam utas yang dibuat pengguna akun @pramaagbos, para korban membantah cerita pelaku.
Baca Juga: Viral Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Pelaku Diduga Presiden BEM SV UNS Solo
Baca Juga: Viral Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Pelaku Diduga Presiden BEM SV UNS Solo
Dikutip dari klikdokter.com pada Minggu (9/10/2022), menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, dampak pelecehan seksual yang dilakukan baik oleh lawan jenis ataupun sesama jenis dapat memiliki efek jangka panjang pada mental korban. “Dilecehkan oleh siapa pun, baik sesama jenis atau bukan, bisa berdampak ke kesehatan mental. Karena, tindakan pelecehan itu suatu tindakan yang tidak menyenangkan dan bisa menimbulkan trauma bagi si korban, sehingga ada pengaruh ke kesehatan mental korban,” jelas Ikhsan.
Tips parenting kali ini membahas sejumlah dampak pelecehan seksual baik sesama jenis maupun lawan jenis terhadap korban berikut ini:
Baca Juga: Presiden BEM SV UNS Solo Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Ini Kata Satgas PPKS
Dokter Cullen menambahkan gejala PTSD bisa terjadi terutama jika pelecehan tersebut mengarah pada kekerasan, ancaman, atau penyerangan.
“Merasa tidak percaya diri dan merasa diri tidak berharga. Membuat korban jadi menyalahkan diri sendiri, karena merasa tidak dapat melindungi diri dan wajar untuk diperlakukan demikian,” ucap Ikhsan.
Baca Juga: Begini Cara Cegah Anak dari Pelecehan Seksual
Namun, ada pula beberapa orang yang bisa sangat tertekan, sehingga pekerjaan dan kehidupan sehari-hari benar-benar terganggu. Pada akhirnya hal ini dapat membuat korban mengalami trauma.
“Mereka bisa mengalami depresi jika terus dipendam. Karena, mengalami pelecehan itu bisa sebagai suatu tekanan yang besar bagi si korban. Apalagi misalnya dilakukan sesama jenis, mungkin mereka malu atau takut tidak dipercaya atau bahkan takut diejek,” ungkap Ikhsan.
Baca Juga; Satgas PPKS Tunggu Laporan Korban Dugaan Pelecehan Seksual Presbem SV UNS Solo
Pada dasarnya, kondisi pikiran dan kesehatan fisik berkaitan erat. Bagian otak yang memproses emosi (termasuk stres) berhubungan langsung dengan fungsi seperti detak jantung dan pernapasan. Oleh sebab itu, stres dapat berpengaruh pada fungsi kardiovaskular, penyakit autoimun, dan fungsi metabolisme.