Esposin, SOLO -- Kepercayaan terhadap hal-hal berbau klenik menjadi salah satu kearifan lokal yang masih terpelihara dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya ditandai dengan penggunaan penglaris atau dalam kata baku bahasa Indonesia disebut pelaris, baik dalam bentuk jimat maupun kekuatan gaib yang diyakini mampu membantu memajukan usaha.
Penggunaan pelaris termasuk warisan sistem kepercayaan hidup manusia pra-sejarah, yaitu animisme dan dinamisme. Caroline Pooney dalam dalam African Literature, Animism and Politic (2001:10), menjelaskan, kepercayaan animisme bermula dari bahasa latin, yakni “anima” yang diartikan sebagai “roh”.