Esposin, PALUR - Netizen Soloraya dihebohkan dengan kisah-kisah korban pelecehan seksual di flyover Palur, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng). Kabarnya di flyover Palur ada seorang pria paruh baya yang nekat memamerkan kelaminnya di depan umum.
Dalam unggahan pengelola akun media sosial Instagram @ick_infocegatankaranganyar, Rabu (12/2/2020), terlihat pria tersebut mengenakan helm dan duduk di atas sepeda motor. Sedangkan tangan kanannya memegang kendali gas sepeda motor dan tangan kiri sedang menggenggam alat kelaminnya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Geger Pria Pamer Alat Kelamin di Bawah Flyover Palur Karanganyar
Pria ini memanggil korban agar mendekat kepada dirinya. Tetapi, korban kaget ketika melihat pria tersebut sedang memegang alat kelaminnya.
Perilaku mempertontonkan alat vital maupun aktivitas seksual ke orang asing merupakan salah satu indikasi ekshibisionisme, meski butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya. Para ahli kejiwaan menggolongkan ekshibisionisme sebagai tipe kelainan seksual yang disebut parafilia.
Seksolog dari Universitas Udayana, Prof. Wimpie Pangkahila, menjelaskan pria dengan kelainan seperti itu mendapatkan kepuasan telah mampu memamerkan alat vitalnya. "Pelaku mendapat kepuasan dengan mempertontonkan alat kelaminnya di depan orang banyak," dilansir Esposin, 17 November 2019.
Pelaku Pelemparan Sperma Puas Bisa Pamer Alat Vital di Depan Umum?
Orang eksibisionis biasanya mengalami perasaan rendah diri, tidak aman, serta memiliki ibu yang dominan dan sangat protektif. Karena itu, dia tidak bisa berinteraksi dengan lawan jenisnya.
"Biasanya terjadi waktu puber. Keluarganya bisa tahu adanya kelainan itu, tetapi bisa juga tidak tahu. Kalaupun tahu biasanya malah ditutup-tutupi dan tidak dianjurkan berobat karena malu," jelas psikiater Dadang Hawari, dilansir Detik.com, 3 Januari 208.
Saat memamerkan alat kelamin di hadapan perempuan, bisa terjadi masturbasi pada pria yang memiliki kelainan perkembangan psikoseksual ini.
Geger Pria Pamer Alat Kelamin di Bawah Flyover Palur Karanganyar
Hubungan seksual yang lebih jauh hampir tidak pernah terjadi pada penderita ini. Karena itu, seorang eksibisionis jarang melakukan pemerkosaan.
Selain eksibisionis, ada beberapa kelainan seksual lain yang dapat digolongkan dalam parafilia. Berikut ulasannya mengutip Psikologi Abnormal (2003) yang disusun Jeffrey S. Nevid, Spencer A. Rathus, dan Beverly Greene;
Voyeurisme
Mengalami distress akibat munculnya dorongan seksual yang kuat dan terus menerus untuk mencapai kepuasan seksual dengan mengobservasi atau mengamati orang lain yang tidak dikenal ketika sedang telanjang, membuka pakaian, atau sedang melakukan aktivitas seksual dimana korban tidak menduganya. Individu dengan voyeurism biasanya tidak menginginkan aktivitas seksual dengan orang yang diobservasi.Masokisme Seksual
Dorongan yang kuat dan terus menerus disertai fantasi untuk mencapai kepuasaan seksual yang dihubungakan dengan perasaan dipermalukan, diikat, dicambuk atau dibuat menderita dan sakit dalam bentuk lainnya. Rata-rata individu dengan masokisme seksual tidak dapat mencapai kepuasaan jika tidak ada rasa sakit atau malu.Fetishisme
Dorongan yang kuat dan berulang serta membangkitkan fantasi yang berkaitan dengan ketertarikan seksual pada objek bukan manusia atau bagian tubuh tertentu, seperti celana dalam, sepatu, bra, kulit, dsb).Froterisme
Dornongan yang kuat dan persisten disertai fantasi untuk mencapai kepuasan seksual dengan tindakan menempelkan atau menggosok-gosokkan diri pada orang lain tanpa ijin.Froterisme biasanya terjadi pada tempat-tempat umum yang ramai. Tindakan yang sembunyi-sembunyi dan sesaat membuat korban terkadang tidak menyadari dirinya sebagai korban tindakan froterisme.