Esposin, SOLO -- Penari kontemporer Mugiyono Kasido kembali menggelar International Rain Festival (IRF). Event tahunan yang diperingati untuk mensyukuri nikmat hujan ini diselenggarakan di Studio Mugi Dance, Desa Pucangan, Kartasura, Minggu (14/1/2018).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Perwakilan dari Manajemen Mugi Dance, Nuri Aryati, Jumat (12/1/2018), mengatakan pentas kali ini bakal mengusung format berbeda. IRF digelar pukul 10.00 WIB–pukul 22.00 WIB. Biasanya event yang melibatkan berbagai seniman dari dalam dan luar negeri ini diselenggarakan dua hari mulai sore hingga malam.
Acara pagi bakal dibuka dengan pentas kesenian anak-anak sekolah dari SD Widya Wacana, SMA Penerbangan Yogyakarta, dan kelompok musik Mugi Dance Junior. Dilanjutkan dengan fashion show kostum berbahan sampah.
Mereka bekerja sama dengan Komunitas Gropesh Solo yang digawangi Denok Wulandari. Pergelaran busana tersebut melibatkan anak-anak di sekitar Desa Pucangan, Kartasura, sebagai modelnya. “Mereka dilatih untuk memeragakan gaun-gaun kreasi dari bahan sampah,” kata Mugiyono.
Sementara pentas utama bakal digelar malam hari. Kolaborasi pentas menyambut hujan ini melibatkan puluhan seniman dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu Bali, Kaltim, Kalteng, Palu, Padang, Lampung, Papua, dan Tulungagung.
Sementara untuk perwakilan dari luar negeri, IRF hanya menggandeng Meksiko. Lebih sedikit dari tahun lalu yang melibatkan dua delegasi dari Filipina dan Singapura.
Tak sekadar pentas seni, seperti biasa IRF juga mengajak masyarakat mengikuti serangkaian workshop pemanfaatan air hujan. Seperti pembuatan air alkali dari air hujan, serta workshop biopori. Kegiatan pelatihan ini berlangsung mulai pukul 13.30 WIB hingga sore.
Kegiatan workshop melibatkan sejumlah komunitas yaitu Sedulur Banyu Udan yang digawangi Agus Bimo untuk air alkali dan Komunitas Sibat untuk workshop Biopori. Lebih lanjut Mugi menambahkan acara ini gratis dan dibuka untuk umum.