style
Langganan

Inilah Tips Hadapi Bully di Kantor - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Redaksi  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 23 Januari 2013 - 03:34 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi

Ilustrasi

Dalam dunia kerja persaingan memang dijumpai. Dalam wawancaranya dengan Oprah Winfrey, Lance Armstrong sendiri mengakui sifat kompetitif yang merasukinya secara tidak langsung mengubahnya menjadi perundung (bully) demi meraih kemenangan. Mantan rekan satu tim Armstrong, Christian Vande Velde, telah mengakui pernah diancam oleh Armstrong untuk mengonsumsi doping jika tidak ingin dikeluarkan dari tim.

Advertisement

Dalam posisi ‘tinggi’, sebagai pemimpin tim, Armstrong secara tidak sadar melakukan tindakan bully terhadap rekan dan bawahannya. Hal ini membuktikan bully tidak hanya dilakukan anak sekolah, tetapi juga bisa Anda alami di kantor dengan pimpinan atau sesama rekan kerja. Lantas, bagaimana cara menghadapinya?

1. Dokumentasikan Hal pertama yang harus Anda lakukan bila mengalami bully di kantor adalah mendokumentasikannya. Catat tanggal, waktu, dan rincian peristiwa yang Anda alami. Jika memungkinkan, Anda memiliki saksi lain ketika peristiwa itu berlangsung. Jangan pernah hapus email, SMS, atau bukti tertulis yang menandakan intimidasi terhadap Anda.

2. Jangan Tunduk Jangan merasa terintimidasi dengan sikap bully mereka. Jika Anda memberikan peluang dan memperlihatkan kelemahan, bully akan terus berlangsung. Pegang teguh prinsip Anda jangan sampai goyah karena tuntutan perundung.

Advertisement

3. Berbagi Bully merupakan pengalaman yang menguras emosi dan Anda tidak bisa mengatasinya sendirian. Carilah orang yang dapat Anda percaya dan berbagilah pengalaman Anda dengannya. Hal ini dapat meringankan beban di pundak Anda dan membuat Anda lebih kuat melalui masa-masa penuh tekanan. Siapa tahu, mereka memiliki solusi yang tidak terpikirkan oleh Anda.

4. Konfrontasi Langsung Anda juga dapat mengkonfrontasikan langsung perundung secara pribadi. Beritahu perasaan Anda padanya dan tanyakan maksud dari tindakannya. Bisa jadi, perundung tidak menyadari sikapnya yang melukai orang lain. Dengan berani menghadapinya, dia juga tahu Anda bukan pengecut yang dapat diperlakukan semena-mena.

5. Bicarakan dengan Atasan atau HRD Jika secara personal masalah tidak dapat diselesaikan, maka jadikan masalah itu ‘serius’ dengan melaporkannya kepada atasan atau, jika masih tak berubah, ke bagian HRD. Bawa serta bukti catatan dan bukti-bukti lain yang Anda miliki, beritahu mereka bahwa tindakan rekan kerja Anda mempengaruhi Anda secara emosional dan profesional.

Advertisement

6. Tinggalkan Ketika semua usaha yang Anda tempuh gagal, pertimbangkanlah untuk mencari pekerjaan baru dan segera berhenti. Tanya kepada diri Anda sendiri apakah pekerjaan itu lebih berharga dari kesehatan emosional Anda.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif