by Astrid Prihatini Wd - Espos.id Lifestyle - Jumat, 20 Mei 2022 - 11:00 WIB
Esposin, SOLO-Penyakit cacar monyet masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia, lalu apa bedanya dengan cacar air yang merupakan kasus umum di Indonesia? Sebagaimana diketahui sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Portugal, dan Inggris mengonfirmasi temuan kasus tersebut.
Otoritas Portugal pada Rabu (18/5/2022) mengatakan telah mengidentifikasi lima kasus penyakit tersebut, begitu pula dengan Amerika Serikat. Mengutip Antara pada Jumat (20/5/2022), otoritas kesehatan Eropa sedang memantau setiap wabah penyakit setelah Inggris melaporkan kasus cacar monyet pertama pada 7 Mei dan menemukan enam kasus tambahan di negara tersebut.
Lalu apakah beda cacar monyet dan cacar air yang lebih familiar di Indonesia? Berikut ini perbedaannya seperti dikutip dari klikdokter.com pada Jumat (20/5/2022):
Baca Juga: Waspadai Virus Cacar Monyet
Baca Juga: Waspadai Virus Cacar Monyet
- Demam - Nyeri kepala - Nyeri otot - Nyeri punggung - Pembesaran kelenjar getah bening - Menggigil
Baca Juga: AS Konfirmasi Kasus Pertama Cacar Monyet 2022, Kenali Gejalanya
Penyebaran lesi ini terutama di daerah badan, kemudian menyebar ke area wajah, kaki, dan tangan. Lesi ini bahkan dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. Jika terdapat infeksi bakteri, dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Penyakit cacar air biasanya disertai dengan rasa gatal yang mengganggu.
Sementara itu, pada cacar monyet dalam 1-3 hari (terkadang lebih lama) setelah adanya gejala demam, pasien akan mengalami ruam di kulit yang pertama kali terjadi di wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ruam di kulit bisa berubah lenting, benjolan kecil, bintik kecil, benjolan yang disertai nanah dan disertai keluhan gatal di kulit.
Keluhan ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, penyakit cacar monyet dilaporkan menjadi penyebab kematian pada 1 dari 10 orang.
Baca Juga: Bikin Heboh, Ini Seluk Beluk Cacar Monyet
Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau goresan, konsumsi daging hewan liar, kontak dengan benda yang terkontaminasi (misalnya sprei), dan kontak langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi.
Lantas, bagaimana dengan cacar air? Pada cacar air, penularan terjadi melalui kontak dengan droplet (batuk, bersin, dsb) orang yang terinfeksi dan masuk melalui saluran napas.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani penyakit cacar monyet. Namun, jika seseorang terbukti terjangkit penyakit cacar monyet, disarankan untuk langsung diberikan vaksin smallpox (penyebab penyakit variola) karena virus penyebab cacar monyet hampir mirip dengan virus penyebab variola.
Sejak 1984, World Health Organization atau WHO menyatakan seluruh dunia telah bebas penyakit variola. Namun dengan adanya penyakit cacar monyet, kewaspadaan terhadap virus variola perlu ditingkatkan. Selain vaksinasi, sama seperti cacar air, penderita cacar monyet juga diberikan obat-obatan antivirus.