by Eni Widiastuti Jibi Solopos - Espos.id Lifestyle - Senin, 2 Maret 2015 - 23:40 WIB
Esposin, SOLO — Ajang perhelatan pekan mode tahunan Indonesia Fashion Week 2015 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis-Minggu (26/2/2015)-Minggu (1/3/2015), dimeriahkan dengan karya desainer asal Solo, Tuty Adib.
Indonesia, sebagai negara yang kaya tradisi leluhur, menjadi sumber inspirasi Tuty Adib, untuk menampilkan rancangan busana muslim bertema Caravansary Kinasih. Menurut jadwal, busana rancangan Tuty Adib ditampilkan Jumat (27/2/2015) siang.
Saat jumpa pers di Ralana Resto Solo, Jumat (20/2/2015), Tuty mengungkapkan Caravansary Kinasih adalah wujud penghargaannya akan tradisi leluhur dengan menampilkan kain batik motif tradisional, seperti motif sekar jagad, parang, kawung, buketan, dan lain-lain, serta tenun lurik dengan inspirasi kemegahan struktur bangunan candi.
Rancangan busana diambil dari inspirasi beskap dan draperi busana dodot pengantin. Selain itu, Tuty juga menampilkan rancangan busana yang terinspirasi dari detail kebaya yang menggambarkan keagungan dan keeleganan. “Semua itu dipermanis dengan sentuhan sulam,” jelasnya kepada wartawan, Jumat.
Selain menggunakan kain batik dan tenun, Tuty juga menggunakan jenis material linen, katun, taffeta, dan lainnya. Warna-warna yang ditampilkan, yakni hitam, putih, abu-abu, dan pink.
Salah satu rancangan Tuty, yakni busana model blazer dari kain batik yang dipermanis dengan aksen tenun lurik dan kain warna pink di bagian depan. Rancangan itu bisa dipadukan celana panjang dan baju dalaman warna hitam. Model jilbab turban menjadi pelengkap penampilan wanita berjilbab.
“Model ini bisa dikenakan untuk acara resmi atau pun acara yang agak santai,” jelas Tuty.
Koleksi lainnya yang ditampilkan pada ajang bergengsi Indonesia Fashion Week 2015 itu, adalah model long dress warna abu-abu yang bagian bawahnya longgar, diberi aksen tenun lurik memanjang dari atas ke bawah di bagian depan.
Ada juga busana terusan warna hitam yang dipermanis dengan kain batik putih di bagian depan, dipadu busana atasan model blazer warna hitam kombinasi kain tenun lurik. Beberapa koleksi rancangan Tuty terlihat sangat khas dan elegan dengan tambahan kain yang dipilin, bahkan dikepang, lalu ditempelkan pada busana utama.
“Detail rancangan menjadi ciri khas saya. Proses pengerjaannya banyak yang handmade karena butuh sentuhan tangan khusus,” ujar Tuty.
Seperti biasa, kali ini Tuty juga menampilkan rancangan yang bisa dipadu padan untuk menghadiri beberapa acara secara berurutan. Ia beralasan, wanita muslimah saat ini adalah insan aktif yang terkadang dalam satu hari harus menghadiri banyak agenda. “Dengan rancangan baju yang bisa dipadu padan, seseorang tidak harus membawa banyak baju ketika pergi ke luar rumah,” pungkas Tuty.