Anda tentu pernah membaca di media massa berita tentang barisan panjang antrean ketika sebuah model handphone baru dipasarkan. Bahkan, yang terjadi bukan cuma antrean berjam-jam untuk mendapatkan ‘tablet’ istimewa itu, tapi juga berdesak-desakan, ada yang cedera, perkelahian, dan pengrusakan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Di Negara jiran yang lebih maju, Singapura, saya pernah beberapa kali menyakskan para remaja yang harus mengambil nomor urut hanya untuk bisa bergantian memasuki toko pakaian yang sedang melakukan big sale. Ketika beberapa waktu lalu, RIM mengumumkan bahwa harga playbook diturunkan menjadi $300, dalam waktu singkat semua department stores yang menjual barang tersebut memasang tulisan sold out.
Semua itu merupakan fenomena impulsive buying.
Rumusan sederhana tentang impulsive buying diberikan oleh Wikipedia. “An unplanned decision to buy product or service”. Keputusan untuk membeli didominasi oleh dorongan emosi dan perasaan.
Lalu apakah Anda seorang impulsive buyer? Secara pragmatis, ada beberapa ciri seorang yang tergolong sebagai impulsive buyer.