by Redaksi - Espos.id Lifestyle - Senin, 22 Februari 2010 - 23:05 WIB
Konon, yoghurt kali pertama ditemukan oleh warga Turki ribuan tahun lalu secara tidak sengaja. Mulanya para penggembala domba menyimpan susu domba hasil perahan mereka di kantung yang terbuat dari kulit domba. Setelah disimpan beberapa lama, susu terfermentasi oleh bakteri sehingga menjadi asam. Tekstur susu mengental tetapi tidak basi. Hasil temuan itulah yang lantas dikenal menjadi yoghurt.
Namanya diambil dari bahasa Turki, yogurt atau yogun yang bermakna “padat” atau “tebal.” Beda negara sebutan untuk yoghurt juga berbeda pula. Di Mesir disebut dengan zabady. Di India disebut dahee atau lassi. Sementara di Italia disebut ciedy dan di Kaukus minuman yoghurt disebut kefir. Belakangan, seiring tren back to nature yang terus menggema, yoghurt yang umumnya berbahan baku susu sapi juga tambah populer. Apalagi, produsen kini mengemas yoghurt dalam wujud yang lebih menggoda dan bisa dinikmati langsung di gerai penyedia.
Bukan seperti set yogurt berupa plain yogurt —yoghurt tanpa rasa tambahan dengan tekstur amat kental dan sangat asam. Ataupun drink yogurt yang bentuknya cair seperti susu. Tetapi berupa stir yogurt atau frozen yogurt —biasanya disingkat Froyo— yang sudah ditambahkan pelengkap maupun pemanis dengan wujudnya lebih mirip es krim yang dingin-dingin empuk menyehatkan.
Bukan es krim ”Namun, jangan keliru frozen yogurt berbeda dengan es krim,” ujar Supervisor SweetBearry Cabang Solo, Irmawan Putranto, saat ditemui Espos di gerai SweetBearry Lantai III Solo Grand Mall (SGM), Sabtu (6/2). Serupa tapi tak sama. Froyo yang tersedia di SweetBeary memang berbeda dari es krim. Tidak membuat enek, teksturnya juga lebih empuk ketimbang es krim.
Plain yogurt berwarna putih dari Prancis sebagai bahan dasarnya yang dipadukan dengan susu non fatmembuat rasa asam manis khas yoghurt tetap otentik dan meletik-letik. Demikian pula yoghurt yang sudah diberi rasa stroberi maupun bluebearry. Begitu nyes saat mulai dicecap lidah, menjalar ke kerongkongan bahkan ketika sampai di lambung. Menyegarkan dan seolah merembes mendinginkan hati dan pikiran.
Ditambah taburan buah-buahan segar atau topping basah seperti jeruk, stoberi, kiwi, anggur maupun topping kering semacam wafer atau biskuit, kualitas rasa kian tajam dan mengesankan. ”Dan lebih nikmat, setelah disajikan langsung disantap, karena yoghurt mudah meleleh dan mudah rusak di suhu ruangan,”ungkap Iramawan. Sebagai alternatif kudapan sehat karena berkhasiat melancarkan pencernaan dan untuk diet, lanjut Irmawan harga per porsinya pun relatif murah. Mulai dari porsi petite Rp 15.000, mediumRp 20.000 sampai grand Rp 25.000. Pelanggan juga bebas memilih tiga jenis topping yang diminati, basah, kering atau kombinasi sama saja harganya.
Kekhasan dan keempukan rasa Froyo serupa juga bisa dijajal di J.CO Donuts and Coffee Solo Square. Setelan buah segar yang melengkapi seperti jeruk, peace, longan, kiwi anggur maupun sebangsa kering-keringan semacam biskuit, cokelat serut, kacang almon serta sereal juga hampir sama. Termasuk harganya juga tak beda, Rp 15.000 per porsi.
Bedanya, aroma kegurihan susu pada Froyo sedikit lebih meletup-letup. Meskipun rasa asli yoghurt masih terasa kental. ”Susu yang digunakan juga susu non fat makanya baik untuk diet dan menu sarapan,” ujar Store Manager J.CO Donut and Coffee Solo, Nancy. Namun, menurut Nancy sebagian memang masih menganggap yoghurt sama dengan es krim yang tetap bikin gendut dan mudah membangkitkan virus pilek saat menyantapnya banyak-banyak. Padahal, lanjutnya yoghurt sungguh aman, termasuk bagi penderita penyakit maag yang rentan rasa asam.
Topping tepat Itu pula sebabnya, Ny Edy Setiawan pemilik gerai yoghurt Sourdelaight yang berada di Lantai III SGM menyarankan agar topping yang dipilih untuk melengkapi frozen yogurt juga disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya benar-benar untuk diet sebaiknya pilih yang segar berupa buah-buahan. Buah-buahan juga disesuaikan sesuai selera, tetapi kalau untuk terapi kesehatan saja penambahan topping berbau-bau cokelat juga tidak masalah. ”Yang jelas untuk lidah orang Solo memang lebih senang pada yoghurt dengan rasa dominan manis,” ulasnya.
Itu sebabnya, Froyo yang disajikan di Sourdelaight memang relatif lebih manis. Rasa asam khas yoghurt terasa begitu lembut. Bahkan nyaris tak terasa dilidah. Sehingga bagi yang tak terlalu suka rasa asam dan pencinta es krim, Froyo di Sourdelaight bisa menjadi referensi. Apalagi jenisnya juga cukup beragam. Tak hanya Froyo yang ditempatkan di cup saja dengan harga per porsi Rp 10.000, tetapi juga ada yang berbentuk semacam potongan puding atau kue berbentuk segitiga dengan dua rasa dengan harga Rp 15.000 per potong.
Oleh: Fetty Permatasari, Esmasari Widyaningtyas