by Redaksi - Espos.id Lifestyle - Selasa, 24 Maret 2020 - 08:22 WIB
Esposin, SOLO— Suhu tubuh manusia menjadi salah satu parameter seseorang dikatakan sakit atau sehat. Beberapa waktu terakhir pemerintah dan perusahaan swasta memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh pada pegawai sebelum masuk kantor. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang kini telah menjadi pandemi. Bagi pegawai yang dinilai memiliki suhu tubuh di atas normal dan memiliki gejala seperti flu diminta untuk pulang atau bekerja di rumah.
Di sisi lain, penelitian terbaru mengungkap suhu tubuh manusia sekarang bukan lagi rata-rata 37 derajat Celsius. Temuan dari hasil studi pada 2017 yang dilakukan di Inggris, suhu rata-rata di antara pasien di sana yang diukur sekitar 36,6 derajat Celsius.
Melalui angka tersebut, dapat dikatakan suhu tubuh manusia menjadi dingin. Para peneliti menganalisis 250.000 pengukuran suhu dari 35.000 lebih pasien di Inggris. Peneliti Julie Parsonnet di Universitas Stanford menanggapi hasil penelitian tersebut. Ia masih belum mengerti mengapa hal itu terjadi.
"Ini masih misteri. Kami tidak benar-benar paham apa arti pendinginan pada manusia. Apa artinya bagi kesehatan kita dan umur panjang," jelasnya, dikutip Liputan6.com dari Live Science, belum lama ini.
"Ini masih misteri. Kami tidak benar-benar paham apa arti pendinginan pada manusia. Apa artinya bagi kesehatan kita dan umur panjang," jelasnya, dikutip Liputan6.com dari Live Science, belum lama ini.
Suhu tubuh normal yang turun kemungkinan mencerminkan, tren pengurangan peradangan berlebih di tubuh manusia. Peradangan menghasilkan protein disebut sitokin yang meningkatkan laju metabolisme tubuh. Efeknya, menghasilkan panas pada tubuh.
Perempuan ODP Corona Jalan-Jalan Di Singosaren Solo Bikin Video Klarifikasi, Ini Pernyataannya
Sampai kini dokter juga masih menggunakan suhu tubuh sebagai tanda vital utama untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang. Kita sekarang tahu, suhu tubuh bisa berfluktuasi (naik-turun) 0,2 derajat Celsius sepanjang hari. Bukti menunjukkan, tubuh mempertahankan suhu yang relatif stabil untuk mempertahankan fungsi organ dan reaksi kimia berjalan dengan lancar. Kestabilan suhu tubuh berpotensi mencegah infeksi jamur.
Lantas mengapa sekarang suhu tubuh menjadi 36,6 derajat Celsius? Laporan dari jurnal eLife Science, kejadian tersebut terkait mikroba. "Ini mungkin dipengaruhi bagaimana mikroba berfungsi. Manusia modern menangkap jauh lebih sedikit penyakit menular. Berbeda dengan orang-orang yang hidup sampai tahun 1800. Mereka ada yang menderita malaria berulang, luka kronis, dan TBC," Parsonnet melanjutkan.
Parsonnet dan tim menggali data, termasuk mengumpulkan data Perang Sipil Amerika pada 1970-an dan awal 2000-an. Dengan mengkombinasikan data, para peneliti mengumpulkan lebih dari 677.000 pengukuran suhu tubuh normal untuk diperiksa.
Tim melihat penurunan rata-rata suhu tubuh manusia selama bertahun-tahun. Untuk mengesampingkan kemungkinan pengaruh teknologi termometer yang lebih baik telah mengubah data, para peneliti mencari tren pada setiap data individu.
"Kita sebagai manusia telah berevolusi dari waktu ke waktu. Secara fisiologis berubah [dengan menangkap lebih sedikit penyakit]," tambah Parsonnet. "Kita semua telah berubah dari pendahulu abad ke-19, menjadi manusia modern yang berbeda hari ini dengan suhu tubuh normal rata-rata yang lebih dingin."
Jurnal Parsonnet dan tim berjudul Decreasing human body temperature in the United States since the industrial revolution, yang dipublikasikan 7 Januari 2020. Terlepas dari suhu tubuh normal manusia yang kini cenderung turun ada sejumlah fakta menarik lain mengenai suhu tubuh seperti dilansir halodoc.
3 Dokter Perawat Pasien Corona Indonesia Meninggal, Ini Datanya
Biasanya, seseorang akan mengalami hiportemia jika berada di tempat dingin terlalu lama. Gejala yang terjadi di antaranya menggigil, kulit berwarna merah, bicara tidak jelas, napas lebih pendek, dan perlahan-lahan hilang kesadaran.