by Ratih Nisa Intana - Espos.id Lifestyle - Jumat, 18 September 2020 - 21:17 WIB
Esposin, SOLO – Pandemi yang belum berakhir membuat seluruh orang di dunia, mau tidak mau menggunakan masker dalam aktivitas sehari-hari.
Dari sekian banyak jenis masker di pasaran, sebagaian masyarakat memilih masker scuba atau buff yang dianggap fashionable, harganya yang terjangkau dan dapat dipakai berulang kali.
Namun ternyata, kedua masker ini tidak maksimal mencegah penularan virus bahkan dilarang digunakan saat naik kereta rel listrik (KRL). Pelarangan ini juga direspons oleh juru bicara satuan tugas penanganan covid-19, Wiku Adisasmito juga menghimbau masyarakat agar tidak memakai masker scuba ataupun buff.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut fakta dan alasan masker scuba dan buff dilarang untuk digunakan.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut fakta dan alasan masker scuba dan buff dilarang untuk digunakan.
3 Pasien Covid-19 Di Klaten Sembuh, 5 Warga Di 3 Kecamatan Positif
Kenyataannya, masker scuba dan buff tidak direkomedasikan untuk mencegah virus Corona karena terdiri dari satu lapisan tipis, dan akan berpori saat diregangkan. Hal ini tentunya akan membuat virus, bakteri, dan kotoran mudah keluar dan masuk tanpa disadari.
Mengunakan masker jenis ini sama halnya tidak menggunakan masker sama sekali. Bahkan buff lebih buruk, karena mampu memecah dan membuat droplet berkembang biak di udara.
Penipu Pengangkatan CPNS Catut Tjahjo Kumolo Raup Rp3,8 Miliar, Begini Ceritanya
"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," kata dia kepada Antara, Jumat.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 menembus.
Melansir dari Science Alert dalam suara.com, para ilmuwan di Duke University melakukan eksperimen yang membandingkan 14 jenis masker dan penutup wajah dalam keefektifannya mencegah penularan Covid-19.
Namun dalam hal menghalangi tetesan, bahan buff dan masker scuba adalah yang paling buruk dari sekian masker yang diuji. Lapisannya yang tipis serta kualitas bahannya justru dapat membahayakan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas penanganan Covid-19 merekomendasikan kain tiga lapis yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.
Sebuah studi Universitas Illinois menemukan bahwa tiga lapis kain sutra atau kaus katun 100 persen mungkin sama protektifnya dengan masker kelas medis. Sutra khususnya memiliki sifat elektrostatis yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.
"Mari terus biasakan diri dengan protokol kesehatan, ingat selalu pakai masker dengan baik dan benar, jangan asal asalan, tutupi bagian hidung sampai dagu," ujar Reisa dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (18/9/2020).
Dia menekankan kepada publik agar penggunaan masker jangan hanya sebagai hiasan semata.
"Jangan malah dijadikan hiasan untuk menutupi dagu saja. Saya masih lihat di beberapa orang malah dikalungkan saja di leher," ujar Reisa.