style
Langganan

Epilepsi Bukan Hanya Kejang

by Nadhiroh Jibi Solopos  - Espos.id Lifestyle  -  Rabu, 26 Desember 2012 - 04:05 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (canstockphoto.com)

Ilustrasi (canstockphoto.com)

SOLO--Pernah melihat orang tiba-tiba tertawa sendiri atau menangis sendiri? Atau pernahkan Anda menyaksikan seseorang yang tiba-tiba bengong?

Advertisement

Menurut konsultan di bidang epilepsi, dr Diah Kurnia Mirawati SpS(K) adanya kejadian orang tiba-tiba tertawa sendiri, menangis sendiri dan bengong sebentar bisa menjadi tanda-tanda epilepsi.

Menurut Diah, epilepsi adalah suatu kondisi yang diakibatkan adanya bangkitan epilepsi. Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah suatu kondisi yang diakibatkan lepasnya muatan listrik yang berlebihan dari sel-sel otak (neuron).

“Misalnya, seharusnya listrik yang dikeluarkan oleh neuron 10 volt. Pada epilepsi bisa 50 volt sampai 100 volt. Pusat listrik itu menjalar ke sekitar dan memerintahkan suatu gerakan,” ucap Diah saat ditemui Esposin di RS Dr Moewardi, Senin (24/12/2012).

Advertisement

Pernyataan senada juga disampaikan dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Islam Surakarta (RS Yarsis), Prof Dr dr H Rusdi Lamsudin MMed Sc SpS (K). Rusdi mengatakan epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi.

Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinik yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok sel saraf (neuron).

“Manifestasi klinik ini terjadi secara tiba-tiba dan sementara berupa perubahan perilaku yang stereotipe, dapat menimbulkan gangguan kesadaran, gangguan motorik [kejang], sensorik, otonom ataupun psikis,” jelas Rusdi.

Advertisement

Diah menambahkan selama ini banyak orang menganggap yang termasuk epilepsi hanya kejadian seperti ayan dan kejang. Padahal, bentuk bangkitan epilepsi bisa bermacam-macam tergantung bagian otak mana yang mengalami muatan lepas berlebihan.

“Epilepsi itu bukan penyakit menular dan bukan penyakit kutukan,” tegas Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Saraf Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif