Esposin, SOLO — Agar bisa berkurban di Hari Raya Iduladha, umat Islam bisa membaca doa pembuka rezeki yang ditujukan kepada Allah SWT.
Hari Raya Iduladha identik dengan kurban dan menjadi momen untuk berbagi degan sesama. Pada hari tersebut, umat muslim di seluruh penjuru dunia akan merasakan nikmatnya makanan dari daging kurban.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Dalam Islam, menurut mazhab Syafi’i dan Maliki, kurban hukumnya sunah muakkadah, sedangkan mazhab Hahafi, mewajibkan kurban bagi orang yang mampu, menetap, dan tidak musafir. Adapun hewan yang bisa dijadikan kurban, yakni unta, sapi, hingga kambing atau domba.
Namun, tidak semua umat Islam bisa berkurban karena keterbatasan kemampuan. Nah, agar bisa berkurban, terdapat doa sebagai pembuka rezeki sebagaimana diriwayatkan Ibnu Uma Ra berikut ini, yang Esposin kutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online).
Bismillaahi ‘ala nafsii wa maalii wa diinii. Allaahumma radhdhiinii bi qadhaa’ika, wa baarik lii fiimaa quddira lii hattaa laa uhibba ta‘jila maa akhkharta, wa laa ta’khiira maa ‘ajjalta.
Artinya: Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku. Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu. Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kautunda dan enggan menunda apa yang Kausegerakan.
Setelah mengetahui doa pembuka rezei agar bisa berkurban, umat muslim juga dapat menyambut Hari Raya Iduladha dengan membaca bacaan berikut ini yang dilafakan di malam takbiran 9 Zulhijah.
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa aalihi, mashaabihil hikmati wa mawaalin ni’amti, wa ma‘aadinil ‘ishmati, wa‘shimnii bihim min kulli suu’in, wa laa ta’khudznii ‘alaa ghirratin wa laa ‘ala ghaflatin, wa laa taj’al ‘awaaqiba amri hasratan wa nadaamatan, wardlaa ‘annii, fa-inna maghfirataka lidh-dhaalimiin, wa anaa minadh dhaalimina, allaahumma ighfirl lii maa laa yadlurruka, wa a‘thinii ma la yanfa‘uka, fainnaka al-waasi’ata ra?matuhu, al-badii’ata ?ikmatuhu, fa a‘thinii as-sa‘ata wad da‘ata, wal amna wash shihhata wasy syukra wal mu‘aafata wattaqwaa, wa afrigh ash-shabra wash shidqa ‘alayya, wa ‘alaa auliyaai fîka, wa a‘thinii al-yusra, walaa taj’al ma’ahu al-‘usraa, wa a’imma bidzaalika ahli wa waladii wa ikhwaani fîka, wa man waladanii minal muslimiina wal muslimaati wal mu’miniina wal mu’minaati.
Artinya: Ya Allah limpahkan rahmat ta’zhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk dari mereka.
Ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikan-Mu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepada-Mu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan.
Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin mukminat.