by Astrid Prihatini Wd Newswire - Espos.id Lifestyle - Rabu, 23 Juni 2021 - 08:00 WIB
Esposin, SOLO--Masih banyak anak Indonesia dan Soloraya khususnya jadi korban pelecehan seksual orang dewasa. Agar anak terhindar dari peristiwa yang bisa menimbulkan trauma seumur hidup ini, orang tua harus menerapkan pola asuh yang baik dan mengajari anak pentingnya menjaga tubuh mereka dari orang lain.
Ironisnya berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama pandemi Covid-19 ini, kasus anak jadi korban pelecehan seksual tergolong tinggi. Hal itu seperti diungkapkan Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings.
“Berdasarkan data SIMFONI PPA, pada 1 Januari–19 Juni 2020 telah terjadi 3.087 kasus kekerasan terhadap anak, di antaranya 852 kekerasan fisik, 768 psikis, dan 1.848 kasus kekerasan seksual, angka ini tergolong tinggi,” jelas Valentina seperti mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), www.kemenpppa.go.id.
Untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi, menyampaikan seluruh pihak harus ikut memastikan anak mendapat pengasuhan orang tua atau keluarganya sendiri terutama dalam situasi pandemi Covid-19 ini. Jika hal lain terjadi, misalnya pada anak terlantar, anak korban bencana, korban kekerasan, maka harus ada pengasuhan alternatif yang diberikan, baik oleh orangtua asuh, wali, orangtua angkat, dan panti asuhan sebagai pilihan terakhir.
Untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi, menyampaikan seluruh pihak harus ikut memastikan anak mendapat pengasuhan orang tua atau keluarganya sendiri terutama dalam situasi pandemi Covid-19 ini. Jika hal lain terjadi, misalnya pada anak terlantar, anak korban bencana, korban kekerasan, maka harus ada pengasuhan alternatif yang diberikan, baik oleh orangtua asuh, wali, orangtua angkat, dan panti asuhan sebagai pilihan terakhir.
Penting sekali bagi orang tua untuk mengajari beberapa hal agar anak tidak jadi korban pelecehan seksual. “Saya telah mengajarkan persetujuan selama bertahun-tahun dan telah mempelajari pentingnya mengajarkan hal ini kepada anak-anak sejak dini. Mengajari anak kita mengenai persetujuan membantu mengurangi kerentanan mereka terhadap pelecehan,” tulis Jess, terapis untuk orang tua di laman Instagramnya @ourmamavillage.
Baca Juga: Mengenal Herd Stupidity, Alasan Masyarakat Mulai Abai Covid-19
Baca Juga: Hipertensi Komorbid Penyebab Kematian Terbanyak Pasien Covid-19
Selain beberapa poin itu, Jess juga menyarankan orang tua untuk melindungi kepolosan anak dengan:
- Mengajari anak nama yang tepat untuk bagian tubuh
- Menghormati ketika mereka menyuruh orang tua 'berhenti'
- Mengajari mereka tentang sentuhan yang aman dan tidak aman
- Mengajari mereka apa yang dikatakan dan tidak dikatakan orang yang aman
“Membuat nama konyol untuk bagian pribadi sama sekali tidak membantu. Seringkali kita dibesarkan dengan rasa malu karena berbagi nama bagian tubuh yang benar secara anatomis dan masih merasa malu ketika berbicara dengan anak-anak kita. Sekali lagi, itu tidak membantu," bebernya.