by Redaksi - Espos.id Lifestyle - Kamis, 17 November 2011 - 15:06 WIB
"Kalau cuacanya panas, pembeli dawet pun kian banyak. Dari pengendara kendaraan yang lewat banyak yang mampir ke sini," tutur Agus, yang tak lain adalah pemilik Warung Makan (WM) Dawet Kendil dan Lotek Jogja, yang terletak di Jl Raya Sukowati Timur Km 5, Ngrampal, Sragen. Meski mengandalkan menu utama es dawet, tapi dawet hasil racikan Agus dan istrinya, Endang, berbeda dengan dawet pada umumnya. Perbedaan itu terletak pada rasa manisnya. Selain itu, cendol es dawet, yang menggunakan bahan dasar tepung aren dan melalui beberapa kali proses penyaringan, juga menambah cita rasa berbeda, lebih lembut dan kenyal.
Diungkapkan Endang, dirinya memiliki resep rahasia dalam membuat juruh. Selain menggunakan gula jawa, ada satu lagi gula yang ia sebut gula khusus, sebagai bahan juruh. "Gula itu didatangkan dari Kulon Progo, sehingga berbeda dengan yang lainnya," tutur Endang.
Dari keistimewaan rasa itu, dawet kendil Endang dan Agus yang dipatok harga Rp 2.000 per porsi kian dikenal masyarakat. Para pelanggan Agus banyak yang berasal dari Sragen, Ngawi, Blora, Purwodadi, Bandung dan Jakarta. Bahkan, mereka juga memiliki pelanggan dari Australia. "Ada orang Australia yang memiliki keluarga di Sragen. Setiap kali ke Sargen, pasti dia mampir ke sini. Dia juga bercerita kepada teman-temannya di Australia. Ya, memang pelanggan kami kebanyakan datang karena mendengar cerita dari mulut ke mulut," imbuh Endang.
Dengan resep yang konsisten, bahkan hanya diketahui Agus dan Endang, mereka bisa mengembangkan usaha warung es dawet lebih dari lima tahun. Dalam kurun waktu itu, mereka bahkan pernah membuka delapan cabang di berbagai wilayah di Sragen. Namun, karena beberapa di antara pengelola cabang itu telah membuka usahanya masing-masing secara mandiri, kini masih ada tiga cabang dawet kendil Endang dan Agus.
Kini, selain dawet, Endang dan Agus juga menyajikan menu makanan pendamping, seperti lotek, pecel lontong dan nasi uduk. "Ya, biar para pengunjung tidak hanya bisa minum, tapi juga merasakan makanan lotek kami yang khas dari Jogja," katanya.
Syahaamah Fikria