style
Langganan

Dalam sehari 153 orang digigit anjing di Bali - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Lifestyle  -  Kamis, 28 Oktober 2010 - 08:31 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Denpasar--Penularan rabies pada manusia mendapat perhatian serius dari banyak kalangan, khususnya di Bali. Bagaimana tidak, tingkat gigitan hewan penular rabies (GHPR) di daerah itu tercatat cukup tinggi yakni 153 kasus perhari.

Angka tersebut cenderung meningkat dibanding tahun lalu. Jika total gigitan selama tahun 2009 hanya 21.806 kasus, hingga 25 Oktober saja telah tercatat 45.540 kasus GPHR di seluruh wilayah dengan angka tertinggi tercatat di Kabupaten Buleleng yakni 6.060 kasus.

Advertisement

Dari sekian banyak kasus gigitan, sebagian besar langsung mendapat tindakan penyuntikan vaksin anti rabies (VAR). Kasus baru penularan rabies ke manusia hingga 26 Oktober 2010 hanya 69 kasus dan total telah terjadi 101 kasus positif pada manusia.

Dilihat dari perbandingannya, yang positif tertular terkesan hanya sedikit. Namun angka ini cukup fantastis karena dicapai dalam waktu 2 tahun sejak kasus pertama pada manusia ditemukan di Bali tahun 2008.

Advertisement

Dilihat dari perbandingannya, yang positif tertular terkesan hanya sedikit. Namun angka ini cukup fantastis karena dicapai dalam waktu 2 tahun sejak kasus pertama pada manusia ditemukan di Bali tahun 2008.

Menurut data dinas kesehatan provinsi (dinkes) Bali yang diterima, Kamis (27/10), stok VAR untuk saat ini hanya tersedia 33.151 vial. Jumlah itu sudah termasuk pengadaan terbaru pada 22 Oktober yakni sebanyak 16.635 vial, seluruhnya masih tersimpan di dinkes provinsi Bali.

Sementara itu untuk mengendalikan tingkat penularan di kalangan anjing liar, dinkes tak hanya bekerja sama dengan Dinas Peternakan melainkan juga didukung sebuah LSM yakni Bali Animal Welfare Assosiation (BAWA). LSM tersebut gencar melakukan vaksinasi anjing, khususnya di Gianyar dan Bangli.

Advertisement

"Satu-satunya cara paling efektif mengatasi penularan rabies adalah dengan memberikan vaksin kepada minimal 70 persen populasi anjing di suatu wilayah," ungkap Janice Girardi, direktur BAWA saat ditemui detikHealth di kantornya di wilayah Ubud.

Rabies umumnya ditularkan dari gigitan anjing, kucing atau monyet. Sebenarnya virus ini mudah sekali untuk diinonaktifkan melalui cara pemanasan, sabun, detergen, menciptakan suasana asam dan basa.

Virus ini memiliki masa inkubasi antara dua pekan sampai 2dua tahun, tapi rata-rata kasus rabies di Indonesia masa inkubasinya antara dua pekan hingga 18 pekan.

Advertisement

Virus rabies ini harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu hingga akhirnya mencapai otak, yaitu virus masuk melalui gigitan hewan lalu berkembang biak di otot sekitar gigitan. Setelah itu virus akan menginfeksi susunan saraf tepi yang nantinya akan menuju pusat saraf.

Jika sudah sampai ke saraf maka virus akan menginfeksi otak dan jaringan lain yang membuat harapan penderita untuk hidup semakin kecil.

Seseorang yang terkena rabies akan menunjukkan gejala-gejala seperti:

Advertisement

1. Nyeri pada bekas luka gigitan 2. Sakit kepala 3. Lemas 4. Gelisah 5. Mulut berlendir 6. Takut air (hydrophobia) bahkan hanya untuk melihatnya saja. 7. Takut angin (aerophobia), takut cahaya (photophobia) dan takut suara. Karena itu biasanya pasien rabies ditempatkan di ruang rawat khusus yang gelap tanpa angin dan cahaya.

dtc/tiw

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci : Digigit Anjing
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif